Tudung Sebagai Identitas Petani Batak

DELFMRADIO.CO.ID

Tudung (baca: tujung dalam Bahasa Batak) adalah sesuatu yang dipakai untuk menutup atau melingkupi bagian atas termasuk kepala. Di masyarakat Batak, umumnya yang mengenakan tudung adalah kaum perempuan.

Ratnauli Gultom adalah salah satu perempuan yang terkenal sebagai seorang pegiat wisata yang sering terlihat mengenakan tudung di kepalanya. Layaknya identitas, ia kerap menggunakan tudung dalam setiap pertemuan yang ia hadiri.

Dalam wawancaranya kepada Del FM (16/2/2024), Ratnauli membeberkan tudung itu adalah simbol yang melekat bagi seorang petani termasuk di Toba.

“Rata-rata ibu petani yang di kawasan Danau Toba itu selalu memakai tudung kalau mau pergi ke ladang. Umumnya tudung itu berasal dari tenunan yang berasal dari Balige (salah satu kecamatan di Kabupaten Toba,” jelasnya.

Baca juga | Kalender Event BPODT 2024

Tudung menurut Ratna, berfungsi untuk melindungi kepala baik dari panasnya matahari maupun dari air hujan yang turun saat petani berladang.

“Jadi petani itu bisa terus melakukan pekerjaan di ladang, meskipun panas atau pun hujan,” sampainya.

Selain itu, jelas Ratna, tudung juga dipakai petani untuk menjadi alas atau laman (Bahasa Batak) untuk membawa kayu bakar ke rumah. Termasuk menjadi alas untuk membawa hasil ladang seperti ubi kayu dan lain-lainnya.

Tak hanya itu, menurut Ratna, tudung juga bisa berubah fungsi menjadi sarung untuk duduk. “Pada umumnya, orang Batak itu kalau datang mertua atau abang laki-laki suaminya (haha doli) perlu memakai sarung, jadi tudung ini bisa berubah fungsinya. Jadi multifungsi,” tambahnya.

Namun bagi Ratna, alasan utama ia memakai tudung ialah karena kebanggaannya menjadi seorang petani. Tudung itu menjadi identitas petani yang ingin ia perkenalkan sebagai kekayaan budaya di kawasan Danau Toba.

“Tapi yang terutama adalah menunjukkan kita sebagai petani. Karena saya petani harus saya tunjukkan. Jadi ke mana pun aku pergi atau siapa pun yang mengundang, urusan apa pun aku tetap memakai tudung ini. Karena ini adalah identitas petani,”tutupnya.

(RMN)

Latepost

3 Kebudayaan Indonesia Dapat Pengakuan UNESCO: Kebaya, Kolintang, Hingga Reog

Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangda-Bangsa (UNESCO) baru-baru ini menetapkan tiga kebudayaan Indonesia sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb). Penetapan …
/

Leave a Comment.