World Water Forum Angkat Isu Tentang Krisis Iklim
World Water Forum (WWF) atau Forum Air Dunia akan membahas tentang enam isu penting, salah satunya krisis iklim. Isu tersebut menjadi perhatian bersama antar negara untuk menemukan solusi dari imbas krisis iklim.
“Melalui forum ini kita punya kesempatan untuk berkolaborasi dengan semua pemimpin negara untuk menangani isu-isu soal air, terutama krisis iklim, ketahanan, dan pengelolaan sumber daya air. Para stakeholder akan menyampaikan ide-idenya yang tentunya mengedepankan sustainability dan inovatif,” tutur Menko Luhut, juga selaku Ketua Pengarah WWF ke-10.
Baca juga | Setelah Danau Toba, Seri Kedua F1Powerboat Bakal Ada di Binh Dinh Vietnam
Fyi, tertinggi dalam sejarah, bahwa per Juli 2023 suhu rata-rata global naik 1,5 derajat celcius lebih hangat. Jika tak ada solusi konret, maka berpotensi menyebabkan naiknya permukaan air laut, cuaca ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola curah hujan.
Dari segi ekonomi, krisis iklim bahkan dapat menimbulkan kerugian global hingga $23 triliun pada 2050. Oleh karena itu, WWF menjadi pertemuan yang sangat penting agar dampak krisis iklim, ketahanan pangan, ketahanan air, pembangunan pedesaan dan kemiskinan dapat ditangani bersama.
WWF atau Forum Air Dunia adalah salah satu pertemuan terbesar yang membahas tentang air. WWF berlangsung tiap tiga tahun sekali.
Tahun ini, Indonesia mendapat giliran menjadi tuan rumah WWF ke-10. Pemerintah menetapkan provinsi Bali tepatnya di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) sebagai tuan rumahnya dengan waktu pelaksanaan pada 18-24 Mei 2024.
Perkiraan, akan ada 350 sesi di forum tersebut dengan jumlah sekitar 30 ribu peserta. Sebanyak 32 kepala negara anggota WWC juga akan hadir, serta 190 pejabat setingkat menteri dan 60 organisasi.
Sementara mitra kerja sama yang akan hadir adalah UNEP, GIZ, World Bank, UNESCO, Deltares, ICHARM, HELP, JICA, KOICA, K-Water, ADB, ERIA, OECD, PT. PII, IWRA.
(RMN)