Viky Sianipar Akan Gelar Konser Bertajuk Toba Harmoni di Medan, Catat Tanggalnya!

DELFMRADIO.co.id – Musisi batak Viky Sianipar menginisiasi sebuah konser bertajuk Toba Harmoni di Kota Medan tepatnya Santika Dyandra Hotel pada 15 Oktober 2022 mendatang. Hal itu disampaikannya pada saat wawancara Podcast Del FM Radio segmen Ngopi Yuk yang tayang 8 September 2022 lalu.

Lewat konser Toba Harmoni, Viky ingin mem-publish spirit anak-anak muda melalui musik agar tergerak melirik budaya batak sehingga rindu pulang ke asal, jati diri, keluarga, dan fitrah.

“Inilah spirit-nya. Karena yang penting adalah efek dari apa yang ditemukan dan menjadi sebuah karya. Akhirnya kita terpikir konsep konser ini,” bebernya.

Terkait line up, musisi yang bakal mengisi Toba Harmoni diantaranya, Lyodra Ginting, Alsant Nababan, Ogar Nababan, Maria Calista Pasaribu, serta DJ Cliffrs.

BACA JUGA

Kerja Sama Tobatenun dan AirAsia, Kenalkan Pariwisata Danau Toba Lewat Tenun Batak

Sementara itu, tiket konser semuanya dijual secara online dan bisa dicek di Instagram @tobaharmoni (instagram). Saat ini sudah dijual dengan harga presale: Diamond-A Rp 2.000.000, Diamond-B Rp 1.000.000, Platinum Rp 700.000, Gold Rp 300.000, Festival A Rp 200.000, dan Festival B Rp 100.000.

Makna Dibalik Toba Harmoni

Pada wawancara itu, Viky menyebut ide Toba Harmoni berawal dari adanya temuan situs baru di salah satu gunung di Kabupaten Samosir, yaitu Pusuk Buhit. Di sana, tepatnya tahun 2010, ditemukanlah situs purbakala batak yaitu anak raja batak paling bungsu.

Menurut Viky, situs tersebut dijaga pelestariannya oleh sebuah komunitas bernama Rumah Hela. Dari sanalah, tepatnya dua tahun lalu ia belajar dari seorang opung panompa musik batak yang kala itu mengutarakan niatnya untuk mempublikasikan budaya batak secara pelan-pelan .

Viky menyebut pada dasarnya perserakan nusantara juga berawal dari Pusuk Buhit, Toba. Jadi harmonisasi itu adalah kunci sehingga perserakan itu menemukan titik kebhinekaan.

“Dari situ tercetuslah Toba Harmoni yang nanti akan mengharmonikan nusantara,”ujarnya

Cerita lainnya, Viky juga melihat sebuah kenyataan kalau orang-orang Toba sudah banyak yang merantau. Namun ia salut karena orang Toba sangat mampu mengharmonikan diri dengan orang lain untuk berkolaborasi dengan suku lain.

“Itulah alasan kita membuat event di daerah asal tapi di perantauan yaitu Medan,” kata Viky.

Soal pemilihan tempat, Viky mengatakan konser Toba Harmoni dihelat di Medan karena di Medan belum ada event tahunan, “hanya soundsation saja,”sebutnya.

BACA JUGA

Wagubsu Ijeck Klaim Reli Danau Toba 2022 Dongkrak Ekonomi di Toba

Karena itu ia bercita-cita, kedepannya pemerintah Kota Medan akan mendukung event Toba Harmoni agar masuk dalam daftar event tahunan.

Aktualisasi harmoni di konser Toba Harmoni juga bisa dilihat dari adanya kolaborasi dengan budaya lain. Ia pun membocorkan bahwa di tanggal 15 Oktober nanti kolaborasi budaya akan dilakukan dengan budaya Karo serta Mandailing.

Ajang “Balas Dendam”

Pencetus lagu Tonani Tao ini menyebut Toba Harmoni adalah sebuah pembuktiaan bahwa musisi Batak itu keren. Itulah alasan pemilihan musisi yang terlibat pada konser tersebut semuanya berasal dari Medan.

“Inilah pembuktiaan, semuanya asli musisi dari Medan yang sudah di dampingi lebih kurang setahun. Jadi agak proyek ambisius agar dilihat Medan juga bisa lebih keren dari Jakarta.”

Ia bersama kawan-kawanya ingin spirit dari slogan Ini Medan Bung! juga bisa dikembalikan lagi. Kata Viky, orang batak jangan mau jadi ‘kambing di kampung sendiri tapi banteng di perantauan’ atau hanya kuat di luar saja tapi kurang bernyali di kampung sendiri.

Toba Harmoni juga dipersembahkan oleh Viky menjadi satu suguhan konser yang bisa menjadi berkat bagi orang lain.

“Parameter kesuksesannya adalah sebuah experience dimana penonton setelah pulang konser akan terngiang-ngiang dan akan berubah hidupnya, dari musuhan dengan orang tuanya bisa baikan lagi, yang putus bisa balikan lagi dan yang mentok ide di pekerjaan bisa semangat lagi,”kata dia.

Ditanya soal lagu yang karya lagu yang paling berkesan, Viky agaknya berbeda dengan kebanyakan musisi. Viky menyebut bahwa dia bukan berkarya hanya melakukan preservasi.

BACA JUGA

Luhut Ingatkan Anak Muda Pentingnya Awareness Dengan Ruang Siber

Kata dia, bermusik baginya bukan bentuk ekspresi diri tetapi pelestarian agar anak muda Batak di perantauan atau biasa dikenal Batak Dalle kembali terpanggil untuk mencintai budaya batak melalui musik.

Kecintaan pria berkacamata ini dengan musik dan budaya batak memang patut diacungi jempol. Dalam setiap karyanya, Viky bahkan mengaku tidak mengedepankan seleranya tapi menyusun strategi agar pesannya bisa diterima oleh generasi muda yang sudah nggak paham lagi tentang budaya batak.

Ia berprinsip bahwa talenta kalau udah dikasih satu nggak dikembangkan akan diambil lagi sama Tuhan. Sebaliknya, kalau dikembangkan itu akan digandakan.

Menutup obrolannya, Viky menyebut bahwa bermusik batak baginya adalah sebuah panggilan yang tidak dapat dielakkan olehnya. Meski sempat merasa anti batak, kini ia seperti terpanggil dan tidak bisa keluar lagi.

“Setiap kali aku buat lagu bahasa Indonesia dan Inggris nggak jadi apa-apa tapi kalau aku buat lagu Batak  nggak diapa-apain lagunya penjualannya bisa meledak dan hits, jadi aku anggap itulah jati diriku, ya kuikuti aja,”tutupnya. (RMN)

Leave a Comment.