Sambut F1H20, Bupati Toba Sebut 3 Sikap Batak Na Raja yang Perlu Ditonjolkan, Apa Itu?

DELFMRADIO.co.id – Pada 24-26 Februari 2023, kejuaraan internasional perahu motor formula 1 (F1H20) bakal dihelat di Kabupaten Toba tepatnya Pelabuhan Muara Napitupulu, Balige. Disebut Bupati Toba Ir. Poltak Sitorus event itu setara dengan kompetisi MotoGP

“Kalau yang di Mandalika MotoGP sukses, harapan kita F1H20 juga bisa sukses bahkan lebih sukses,” sebut Bupati Toba.

Lanjutnya, adapun pebalap yang akan bertanding di F1H20 berasal dari 19 negara, tidak termasuk Indonesia. Dimana masing-masing pebalap nantinya akan menyiapkan minimal 3 booth dan sejumlah tim, sehingga diprediksi ada wisatawan dari 39 negara yang akan datang ke event tersebut.

“Yang kita butuhkan selain sukses acaranya tapi juga berdampak pada ekonomi masyarakat. Target jumlah wisatawan bisa signifikan bertambah,” harap bupati.

BACA JUGA

Hore, Harga BBM Turun! Ini Daftar Harganya

Lanjut Poltak, kontrak event ini sebenarnya dilakukan selama 5 tahun di Danau Toba. Maka dari itu, ia berharap kemajuan Toba berkat adanya F1H20 akan sama seperti di Sharjah, dari wilayah gurun pasir berubah jadi wilayah metropolitan.

“Seperti Sharjah sebelum ada event F1H20, seperti gurun pasir di tahun 1998, tapi event ini banyak mempengaruhi wisatawan untuk menonton. Jadi pendapatan masyarakat bisa meningkat bahkan jadi seperti kota metropolitan,” kata dia menutup konferensi pers terkait F1H20 di Balai Data Lantai IV Kantor Bupati Toba (4/1/2021).

Terkait kesiapan masyarakat Toba, Poltak memperkenalkan 3 filosofi batak yang mengajarkan adab dalam bertamu. Kata dia, sikap itu adalah gambaran karakter seorang Batak Na Raja (orang batak kerap disebut raja) yang ramah dan patut dipraktekkan kepada wisatawan saat F1H20 nanti.

Adapun ketiga filosofi batak tersebut adalah sebagai berikut:

1.Martataring Na So Ra Mittop

Tataring (dalam bahasa batak) berarti tungku perapian. Secara utuh, martataring na so ra mittop artinya perapian yang tidak pernah padam.

Filosofi itu, kata Poltak, memiliki makna bahwa Daerah Toba harus siap menyediakan makanan siang dan malam bagi wisatawan.

2.Parsangkalan Na So Ra Mahiang

Sangkal (dalam bahasa batak) berarti alas untuk memotong daging atau biasa dikenal dengan talenan. Parsangkalan na so ra mahiang berarti tatakan/talenan yang tidak pernah kering.

Terang Poltak, makna dari filosofi itu adalah seorang batak yang suka membantu orang lain dan bisa memuaskan tamunya. Jadi tamu bukan sekedar kenyang, tapi juga memberikan pelayanan yang terbaik dan memuaskan.

3.Parlage-Lage Na So Habalunan

Parlage-lage (dalam bahasa batak) berarti tikar. Secara utuh, parlage-lage na so habalunan artinya tikar yang tidak digulung.

Sebut Poltak, makna dari filosofi itu adalah orang batak yang suka menjadi tempat bertanya dan meminta nasihat. Jadi selama F1H20, harus siap memberikan informasi dan konsultasi bagi keluhan-keluhan para wisatawan selama 24 jam dan dengan kesungguhan. (RMN)

Leave a Comment.