Pameran ‘Pertiwi Negeriku Toba’: Merekam Keindahan Toba Lewat Seni Rupa

DELFMRADIO.CO.ID – Toba

Sederet seniman asal Bali seperti Ni Ketut Ayu Sri Wardani, Gusti Ketut Oka Armini dan Ni Nyoman Sani menggelar pameran lukisan, karya foto hingga desain di kawasan Danau Toba. Mereka merekam keindahan alam, budaya juga masyarakat Toba dalam sebuah kanvas.

Kata salah satu pelukis, Ni Nyoman Sani, datang dan melukis Toba adalah salah satu kerinduan Almarhum Erland Sibuea yang ingin mereka wujudkan. Fyi, Erland adalah seorang Pelukis dengan karya buku berjudul Sketsa Toba dan Rindu Toba.

“Sebenarnya ini awalnya adalah ide dari Ni Ketut Ayu Sri Wardani. Dia ingin meneruskan impian dari Almarhum Bang Erland Sibuea, suaminya, yang juga merupakan seorang Pelukis dengan karya buku Sketsa Toba dan Rindu Toba,” sebutnya di sela-sela pameran di Institut Teknologi Del (22/9/2023).

Pameran bertajuk Pertiwi Negeriku Toba ini berlangsung mulai tanggal  22 September- 25 Oktober 2023 di 7 titik lokasi berbeda. Seperti Kampus IT Del, Toba Caldera Resort, Coffee Hotel Ayola Dolok Sanggul (CHADS), Damar Toba, Pizza Andaliman, Piltik Coffee dan Pondik Berata Dapdap.

Memotret Boru Batak

Ni Nyoman Sani sendiri mengambil tema perempuan atau boru batak dalam karya lukisannya. Dari hasil perjalanannya mengitari Toba, ia tertarik melihat  paras boru batak yang sangat menarik karena memiliki tatapan mata tajam dan bentuk rahang yang berkarakter.

“Tema karya saya adalah boru batak berseri 1,2,3 dan 4. Dalam perjalanan kami, sekitar 5 bulan lalu, kami bertemu dengan penari tortor yang notabene adalah seorang perempuan. Yang sangat menarik buat saya adalah ‘look’-nya yaitu pandangan mata yang tajam dan bentuk rahang yang berkarakter pada gadis batak,” terangnya.

Baca juga | Viky Sianipar Kembali Gelar Konser Toba Harmoni di Medan, Jangan Lewatkan!

Bagi Ni Nyoman Sani, hal itu menjadi menarik karena kebanyakan perempuan misalnya di Bali, rahangnya cenderung lebih halus. Jadi menurutnya, perbedaan itu justru menarik untuk ia bubuhkan pada kanvasnya.

Baca juga | Kain Ulos Karya Merdi Sihombing Tampil di New York Fashion Week 2023

Sebagai medium lukisannya, Ni Nyoman Sani menggunakan kanvas tradisional buatan tangan masyarakat dari Desa Kamasan, Klungkung, Bali. Menurutnya, pembuatan kanvas tersebut sangat lama karena berasal dari Kain Blacu Putih yang dipadukan dengan putih telur.

“Prosesnya sangat panjang karena terbuat dari kain blacu dan putih telur yang digerus dengan punggung kerang-kerang. Jadi penggerusan dan penjemuran mereka lakukan secara berulang-ulang, makanya lama,” bebernya.

Perempuan berkacamata itu mengaku menyelesaikan lukisannya selama dua bulan. Mulai dari proses penyerapan, pengamatan hingga menuangkan idenya di atas kanvas.

(RMN)



Leave a Comment.