Monsak, Ilmu Bela Diri Asal Batak Yang Perlu Dilestarikan
Ilmu bela diri di Batak dikenal dengan nama monsak (dibaca, Mossak atau Mocak). Penari monsak namanya pamonsak yang biasanya adalah laki-laki dan memakai busana hitam-hitam.
Monsak di Suku Batak tidak hanya digunakan untuk melindungi diri tetapi juga digunakan dalam kegiatan olahraga, penyambutan raja, kegiatan adat dan lain-lain.
Banyak hal yang dapat dipelajari dalam monsak. Walaupun monsak termasuk seni bela diri, namun dalam pengajarannya banyak keterampilan lain yang diajarkan.
Beberapa pengajaran tersebut adalah memperdalam kebatinan, memperluas pengetahuan, mempelajari pengobatan, serta mengajarkan seseorang untuk bersatu dengan Tuhan melalui media alam. Penyatuan darah dengan Tuhan itulah yang dipercayai bisa memberikan ilmu dalam maupun tenaga murni.
Baca Juga : Kembangkan Potensi Tari, UPT BPNB Aceh Latih 31 Pemuda di Kawasan Danau Toba
Selayaknya bela diri lain, monsak juga memiliki tingkatan dan sabuk. Ada sabuk dalam monsak, yaitu Sabuk Tapak Pagar, Sabuk Desa Nawalu, Sabuk Bintang Tuju, Sabuk Tapak Seleman, Sabuk Bintang Lima, Sabuk Siopat Suhi, Sabuk Bintang Tolu, Sabuk Bolat, dan Sabuk Ingsun.
Sejarah Awal
Dilansir dari berbagai sumber, monsak berasal dari kisah seseorang yang sedang membakar api unggun di hutan. Karena udara yang sangat dingin, seseorang itu mengarahkan tangan ke dekat api unggun.Kemudian dia menggosokkan tangannya ke punggung. Tiba-tiba ada ranting yang jatuh dan secara refleks dia menangkisnya. Itulah asal mula gerakan dasar mossak.
Lebih lanjut mengenai monsak adalah pengetahuan mengenai gerak dasar mossak. Gerak dasarnya diawali dengan kuda-kuda yang tegak, dengan setengah jongkok dan kedua kakinya diangkat secara bergantian dengan mengikuti gerak tubuhnya.Selanjutnya tangan digosokkan pada punggungnya untuk persiapan menyerang, bertahan, dan menangkis. Gerakan-gerakan yang kemudian dikembangkan menjadi gerakan mossak yang mematikan.
Dari semua pemaparan tersebut, sayangnya, monsak mulai jarang ditemui dan secara lambat laun menjadi terlupakan. Generasi muda lebih menyukai bela diri luar, seperti karate, silat dan kungfu, semoga bisa dilestarikan. (RMN)