Monica Butarbutar, Mahasiswa IT Del Terpilih Jadi Terbaik I Duta Kosmetik Aman di Toba
Loka Pengawas Obat dan Makanan, yang selanjutnya disebut Loka POM di Kabupaten Toba, melaksanakan Pemilihan Duta Kosmetik Aman Tahun 2022. Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka menyukseskan program yang telah diluncurkan Badan POM RI yaitu program BPOM goes to School dan BPOM goes to Campus.
Kegiatan positif yang berlangsung selama 2 hari, 27 dan 30 Mei 2022 tersebut menghadirkan 14 peserta dari kampus dan sekolah di Kabupaten Toba. Seperti, Institut Teknologi (IT) DEL, Sekolah Tinggi Kesehatan Arjuna, SMA Unggul DEL, SMA Swasta Bintang Timur, SMA Negeri 1 Balige, SMA Negeri 2 Balige, SMA Negeri 1 Laguboti, SMK Swasta Arjuna, maupun SMK Negeri 2 Balige.
Baca juga: Viral, Aksi Drifting Dipo Dwiki di Bukit Sibea-Bea Samosir
Sebelum pemilihan duta, ke-14 peserta lebih dahulu diberikan bimbingan teknis untuk mengedukasi peserta terkait kosmetik aman. Selanjutnya, peserta diwajibkan menampilkan kemampuannya sebagai calon Duta Kosmetik Aman melalui dua tes, yaitu post test dan speech contest.
Dari seluruh rangkaian tes itu, diperolehlah 3 orang pelajar terbaik yang menjadi duta perwakilan dari Loka POM di Kabupaten Toba. Berikut daftarnya :
1. Monica Butarbutar, mahasiswi Institut Teknologi DEL, Laguboti.
2. Alvita Kartika Siregar, pelajar SMA Negeri 1, Balige.
3. Yohana Tasya Br. Hombing, pelajar SMA Swasta Unggul DEL, Laguboti.
Baca juga: Terbaru! Jadwal Angkutan Ferry di Berbagai Pelabuhan Danau Toba Bulan Juni 2022
Peran Duta Kosmetik Aman
Kemajuan teknologi digital yang pesat menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat sangat mempengaruhi peredaran kosmetik di pasaran.
Dilansir dari bpom.go.id, hasil survei Asosiasi Pengelola Jasa Internet Indonesia menunjukkan bahwa pengguna internet Indonesia 2021 mencapai angka 202,6 juta jiwa. Naik 15,5 persen dari tahun 2020 dan penggunanya berada di rentang usia 18-34 tahun.
Generasi milenial juga akrap dengan transaksi online, termasuk untuk pembelian produk kosmetika. Selama 5 tahun terakhir, ditemukan pula fenomena beauty blogger dan beauty vlogger.
Berbagi informasi dengan model blog bisa jadi lebih efektif dibandingkan iklan dikarenakan informasi yang disampaikan lebih menarik melalui narasi dan video.
Baca juga: Sah! Tahun 2023 Tidak Ada Lagi Tenaga Honorer, Baca Detailnya
Namun produk yang dijual secara online belum tentu memenuhi persyaratan, keamanan, mutu, dan manfaat. Produk dengan harga murah dan merek terkenal menyebabkan konsumen kurang waspada dengan produk kosmetik yang ilegal dan atau mengandung bahan berbahaya.
Tingkat pengetahuan dan kesadaran konsumen yang rendah dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggungj awab untuk meraup keuntungan berlimpah dengan cara yang ilegal. Hasil pengawasan Badan POM tahun 2021, trend pelanggaran iklan kosmetik sampai November 2021 semakin meningkat sebesar 33,4% dari 14.275 iklan yang diawasi.
Iklan yang berlebihan dan penyebaran hoax yang semakin luas tersebar dan menggiurkan masyarakat ini perlu diantasipasi. Di sinilah peran duta kosmetik aman diperlukan, yaitu meluruskan pola pikir dan pengetahuan masyarakat mengenaik kondisi tersebut. (RMN)