Menko Luhut Kenakan Baju Adat Pakpak saat HUT RI, Ini Maknanya

Saat menghadiri upacara HUT RI ke-78 di Istana Negara pada Rabu (17/8), Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan dan istri, Devi Simatupang, tampak kompak mengenakan baju adat dari Sumatera Utara yakni suku Pakpak.

Dari berbagai aksesoris baju adat yang Menko Luhut dan istri kenakan, salah satu yang menonjol adalah kain tenun yang terletak pada bahu. Perlu Teman Del tahu, kain tenun tersebut adalah kain hasil upaya dalam menghidupkan kembali ulos tradisional atau kerap disebut sebagai revitalisasi.

Motif tenun Bintang Maratur Silalahi yang dipakai oleh Menko Luhut dan motif tenun Sidosdos pada Devi Simatupang, merupakan motif ulos yang sudah mulai jarang ditemukan. Syukurnya pada momentum HUT ke-78 RI kemarin (17/8), motif ulos tradisional tersebut kembali terlihat.

Untuk informasi, revitalisasi tenun tersebut adalah karya dari Tobatenun. Sebuah social enterprise yang aktif merevitalisasi kain tradisional agar tidak punah.

Foto Menko Luhut bersama istri. Sumber: dok. Tobatenun.

Mengutip dari berbagai sumber, baju adat Pakpak adalah lambang dari perjuangan, pengorbanan, keberanian, kewibawaan sekaligus tanda kemakmuran. Warna dominannya adalah warna hitam dengan kombinasi warna merah dan putih.

Orang Pakpak kerap menyebut warna tersebut sebagai “bennang sitellu rupa” yang warna dasarnya sama dengan warna khas masyarakat Batak pada umumnya. Warna itu tidak saja terrefleksi pada baju tetapi juga pada oles dan peralatan lainnya.

Detail Baju Adat Pakpak

Melansir dari laman dispar.pakpakbharatkab.go.id, ada beberapa busana dan perlengkapan suku Pakpak. Berikut adalah busana dan perlengkapan untuk laki-laki:

1. Baju Merapi-api (Pria): berwarna gelap berhiaskan api-api atau manik-manik.

2. Bulang-Bulang: penutup kepala sebagai lambang kehormatan dan kewibawaan.

3. Celana Panjang: Berwarna hitam, namun pada bagian ujungnya terdapat variasi warna merah dan putih.

4. Sarung (Oles Sidosdos): aksesoris ini sebagai penutup celana panjang namun terbuka pada bagian depan.

5. Borgot: kalung yang terbuat dari emas murni atau perak yang dilapisi emas.

Baca juga | Rame Fenomena Air di Danau Toba, Ini Penjelasan BMKG Silangit

6. Sabe-Sabe: aksesoris yang terletak pada bahu pemakainya.

7. Rempur Riar: sejenis pisau yang terbungkus dengan sarung yang berlapis emas.

8. Rante Abak: ikat pinggang terbuat dari perak atau bisa menggunakan kain (oles).

9. Ucang: anyaman daun pandang berbentuk tas dihias manik-manik.

10. Tongket: tongkat bernama lengkap tongket balekat ini terbuat dari kayu kualitas tinggi.

Sementara itu, busana dan perlengkapan untuk perempuan adalah sebagai berikut:

1. Baju Merapi-Api: perbedaan dengan busana pria yaitu terdapat manik-manik di atas lengan berbentuk kepala kerbau.

2. Sarung: sama seperti dengan sarung pada busana pria, terbuka di bagian depan.

3. Saong: tutup kepala yang terbentuk dari kain silima takal.

4. Leppa-Leppa: kalung wanita yang berbahan dari emas.

Baca juga | Thank God! Kualitas Udara di Toba Baik Versi IQAir

5. Rante Abak: aksesoris berupa ikat pinggang terbuat dari perak atau bisa menggunakan kain.

6. Rabi Munduk: sejenis pisau terbuat dari besi dengan ujung berbentuk melingkar kecil ke atas.

7. Papuren: sejenis sumpit dari rajutan dan anyaman daun pandan dilapisi manik-manik.

8. Culapah: berupa kotak kecil untuk wadah tembakau yang terbuat dari emas, perak, atau loyang berukir.

9. Kancing Emmas: kancing bulat yang memiliki lubang pada bagian tengahnya. Bahannya juga terbuat dari emas, perak, atau logam.

(RMN)

Leave a Comment.