Kuliah Jurusan Ilmu Gizi, Belajar Apa Saja dan Kerja Apa Nanti?

YT

DELFMRADIO.CO.ID

Bertepatan pada peringatan Hari Gizi Nasional, 25 Januari 2024 lalu, Del FM Radio melakukan obrolan terkait prospek kerja bagi seorang yang punya profesi sebagai ahli gizi. Seorang ahli gizi bernama Merry Saragih hadir menjadi narasumber dalam perbincangan tersebut.

Menurut definisi, ahli gizi adalah seorang yang berperan dalam merencanakan, mengembangkan, membina, mengawasi dan menilai penyelenggaraan makanan berdasarkan prinsip gizi. Ia juga berperan untuk memberikan asuhan gizi baik lewat konseling maupun penyuluhan kepada masyarakat.

“Ahli gizi berkewajiban memberikan informasi tentang masalah gizi dan pelayanan untuk mencapai status gizi yang optimal berdasarkan standar panduan asuhan gizi,” terang Merry Saragih, kepada Kirby dan Seren yang menjadi host pada podcast yang tayang di kanal spotify podcast: delfmradio tersebut.

Baca juga | Tolak Wacana Hentikan Dana LPDP, Komisi X DPR Malah Usulkan Tambah Kuota Beasiswa

Jelasnya, terdapat tiga pembagian bagian dalam ilmu gizi. Berikut ini adalah rinciannya.

1.Ilmu Gizi Masyarakat

Menekankan pada pencegahan dan peningkatan kesehatan kepada masyarakat. Misalnya, ahli gizi yang memantau tumbuh kembang Balita di Pos Layanan Terpadu (posyandu) termasuk pencegahan stunting.

2. Ilmu Gizi Klinik

Penekanan profesinya berkaitan dengan masalah gizi klinis seorang individu yang mengalami gangguan. Misalnya, ahli gizi di rumah sakit yang mengatur diet pasien berdasarkan penyakit yang dialami.

3. Ilmu Gizi Institusi

Berperan dalam penyelenggaran makanan mulai dari perencanaan, penyediaan bahan, produksi hingga distribusi makanan. Misalnya, pada catering atau restoran hotel, ahli gizi di rumah sakit,

Mengenai prospek kerja seorang ahli gizi, Merry bercerita, awalnya ia juga punya pemikiran kalau menjadi seorang ahli gizi hanya akan menjadi tukang masak atau pelayan di sebuah restoran. Namun seiring pengalaman, ia memahami betapa pentingnya mengingat selama manusia hidup ia masih akan membutuhkan makanan.

Simplenya, selagi manusia membutuhkan makanan, selama itu juga orang-orang membutuhkan ahli gizi,” ujar Merry yang saat ini bertugas sebagai konsultan gizi di sebuah klinik.

Adapun beberapa peluang tempat kerja bagi ahli gizi, beragam jenisnya. Mulai dari dosen, konsultan diet, pengusaha catering sehat, perusahaan yang berkaitan dengan makanan dan minuman, lembaga penelitian juga hotel dan bandara.

Jangan Asal Diet

Salah satu isu gizi yang banyak sekali menjadi perbincangan di kalangan anak muda hingga orang dewasa adalah berkaitan dengan isu diet. Pada kesempatan sama, Merry berpesan agar masyarakat tidak melakukan diet sembarangan karena rentan menimbulkan sakit seperti maag, gerd, infeksi hingga gangguan metabolisme tubuh.

Pada dasarnya, diet adalah sebuah niat untuk menurunkan berat badan. Namun, konsep diet yang benar adalah mengatur pola makan untuk mengatur status gizi tetap bugar dan sehat. Bukan malah menyiksa diri karena tidak makan atau tidak minum.

Sebagai langkah awal untuk menurunkan berat badan, pelaku perlu memperbaiki mindset dan niat. Ketahuilah, tidak ada proses yang instan. Begitu pula kiranya diet berjalan secara bertahap tapi konsisten.

“Kita aja untuk gemuk membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Jadi untuk kurusnya juga tidak bisa instan kecuali dengan jalan operasi yang pasti membutuhkan banyak pertimbangan,” ujarnya.

Merry memberikan beberapa tips diet yang bisa diaplikasikan dengan mudah. Pertama, mengurangi porsi makan, misalnya makan nasi dua centong, berkurang jadi satu centong.

“Bukan berarti nggak makan ya. Bisa kok mengganti nasi dengan jagung, kentang labu kuning atau ubi dengan porsi yang tidak terlalu banyak,” pesan Merry.

Kedua, cobalah meminum sebanyak 300 mL atau segelas air putih sebelum makan agar perut kenyang dan membatasi diri untuk asupan kalori berlebih. Tapi ingat juga, penuhi asupan air putih harian sebanyak dua liter.

“Hindari makanan bersumber gula tinggi seperti coklat, permen, es krim maupun boba. Hindari pula makanan sumber tepung seperti mie, bakso, nugget maupun kue-kuean. Termasuk, menghindari makanan goreng, seperti kerupuk dan semua jenis gorengan,” tegasnya.

Merry berpesan, agar pelaku diet sebaiknya memperbanyak konsumsi asupan sayur dan buah. Serta memakan makan yang memiliki sumber protein tinggi, misalnya dada ayam, ikan, telur, tahu dan tempe.

“Makanlah beragam, karena tidak ada makanan sempurna yang mengandung semua zat gizi. Lakukan pula olahraga minimal 150 menit atau satu setengah jam per minggu.” sebutnya.

Efek Makan Sembarangan

Tambah Merry, berdasarkan penelitian dari Universitas Diponegoro (UNDIP), sebanyak 90 persen penyakit berasal dari pola dan jenis makanan. Makan sembarangan dan tidak teratur bisa menyebabkan sindrom metabolik yang beresiko pada penyakit jantung, stroke maupun diabetes.

“Mari jaga kesehatan diri sendiri, mulai dengan menerapkan pola makan yang sehat. Jika tidak menjaga kesehatan mulai dari sekarang, dampaknya akan terjadi di masa depan yang membuat diri rentan terserang penyakit.

Leave a Comment.