Hati- Hati! Anak- Anak Rentan Kena Obesitas

DELFMRADIO.co.id – TOBA

Obesitas adalah kelainan atau penyakit yang terjadi akibat adanya penimbunan lemak tubuh secara berlebihan. Selain orang dewasa, Plt Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lovely Daisy menyebut, obesitas juga sangat rentan terjadi pada anak-anak.

Melansir dari infopublik.id, kasus obesitas pada anak bahkan mengalami lonjakan 10 kali lipat. Itu terjadi selama empat dekade terakhir, periode 1975 hingga 2016 usia 5 hingga 19 tahun.

Lovely mengatakan salah penyebab terjadinya obesitas adalah kurangnya aktivitas fisik. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan, jumlah anak usia 10- 14 tahun yang kurang melakukan aktivitas fisik jumlahnya ada sebanyak 64 persen.

“Itu sebenarnya nyambung kalau kita ngukur tingkat kebugaran anak-anak sekolah itu sebagian besar tidak bugar, artinya memang ini risiko tinggi apabila kita membiarkan pola konsumsi anak-anak kita kurang baik,” kata Lovely.

Baca juga: 11 Anak di Toba Jadi Korban Kekerasan Seksual, Data Januari-Mei 2023

Penyebab lain terjadinya obesitas pada anak adalah tidak sarapan sebelum sekolah. Kata Lovely, data Risdakes 2018, sebanyak 65 persen anak-anak tidak sarapan, sehingga mereka memilih jajan di sekolah tanpa pengawasan orang tua.

Strategi Pencegahan

Gejala klinis pada anak obesitas bisa terlihat dari wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher tampak pendek, terdapat acanthosis nigricans (bercak kehitaman di belakang leher).

Kemudian pada dadanya terlihat membusung dengan payudara membesar dan napas berbunyi (mengi). Pada perut terlihat membuncit disertai adanya dinding perut yang berlipat-lipat.

Mengutip dari laman kemkes, selain gejala klinis, obesitas pada anak juga bisa menyebabkan komplikasi, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Seperti adanya kemungkinan cepat depresi, percaya diri rendah, gangguan tidur, gerd, dan lain sebagainya.

Baca juga: Lapangan Usaha Naik, Ekonomi Toba Tahun 2022 Tumbuh 4,24 Persen

Untuk mencegahnya, orang tua harus mengontrol pola makan anak dengan baik. Hindari anak dari makanan manis yang berlebihan dan biasakan untuk tidak makan sambil menonton televisi.

“Orang tua tidak boleh membatasi jumlah makan tapi memastikan bahwa makanan yang tersedia sehat dan memenuhi komponen buah dan sayuran. Pemberian makanan selingan hanya dua kali dan hanya menawarkan air putih bila haus bukan minuman manis,” kata Perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Winra Pratita.

Strategi lainnya, jangan berikan camilan berkalori tinggi dan biarkan anak aktif bermain di luar rumah. Batasi waktu untuk menggunakan gadget maupun menonton tv agar-anak juga belajar untuk menyeimbangkan dengan waktu istirahat dan aktivitas lainnya.

Leave a Comment.