Fantastis, Ada Kapal Pinisi Berlayar di Danau Toba
Kapal pinisi seyogyanya merupakan alat transportasi yang berlayar di laut. Tapi hebatnya, kini kapal pinisi sudah berlayar di danau tepatnya di Danau Toba.
Menurut Petrus Loo, perwakilan dari Adhya Group di Medan, keberadaan kapal pinisi ini akan menjadi landmark dan daya tarik bagi pariwisata di Danau Toba.
“Wisatawan akan merasakan pengalaman berbeda saat ber-pinisi di danau,” ungkapnya ekslusif kepada Del FM (29/5).
Baca juga: Mantap! Kabupaten Toba Terima Anugerah Merdeka Belajar 2023
Baca juga: Kerja Sama BGI dengan IT Del: Kembangkan Lab Genomik Hingga Kesempatan Magang ke China
Menurut Petrus, para wisatawan bisa merasakan sensasi berlayar dengan kapal pinisi di perairan yang tidak berombak. Tidak ketinggalan dengan suguhan panorama Danau Toba yang keindahannya tiada tara.
Kapal pinisi di Danau Toba mempunyai ukuran panjang 42 meter dan lebar 8 meter. Kata Petrus, pengerjaan kapal tersebut mencapai kurun waktu tiga tahun dan kini statusnya sudah tahap penurunan di Danau Toba.
Dari segi fasilitas, kapal pinisi pertama di Danau Toba ini memiliki fasilitas bintang lima. Mulai dari ship size 42x 7 meter, 1 restaurant & lounge, paddle board, 1 rooftop bar, chiller, entertainment, coffee maker, phinisi moksha pradana, dan 8 room (2 master bedroom, 4 deluxe room, 2 superior room).
Bahkan, untuk tim dan crew kapal yang bertugas adalah orang-orang bugis asli. Jadi menurut Petrus, pihaknya akan membuat kolaborasi dua budaya yaitu budaya bugis dan budaya adat Batak.
“Sebagaimana kita tahu bahwa kapal pinisi adalah salah satu produk yang berasal dari bugis. Dimana kami ingin mengkolaborasikan 2 budaya yaitu budaya bugis dan budaya adat Batak,” pungkasnya.
Ke Mana Kapal Pinisi Membawa Wisatawan?
Petrus Loo menargetkan wisatawan lokal hingga mancanegara tertarik mencoba kapal ini. Meski demikian, hingga berita ini rilis, pihaknya masih membuat standar harga yang cocok.
“Pinisi ini adalah sesuatu hal yang baru di Danau Toba dan ini berbeda halnya dengan di Labuan Bajo atau di Sorong Papua. Tapi untuk harga, pinisi sudah dibuatkan standarnya dan sudah ada konsorsiumnya. Harapannya ini bisa berlaku juga di Danau Toba,” jelasnya.
Baca juga: Hari Buku Nasional, Kunjungan ke Perpustakaan Kabupaten Toba Capai 120 Orang per Hari
Dengan Pinisi ini, wisatawan bisa mengunjungi 11 destinasi wisata. Mulai dari Parapat, Pantai Agadon, Pantai Sigapiton, Air Terjun Situmurun, Balige, Pondok Berata Dapdap, Pakkodian, Desa Meat, Bakara, Bukit Holbung, Si Bea bea.
“Sebelas lokasi itu bisa kita kelilingi dengan estimasi trip selama 3 hari 2 malam,” terangnya.
Petrus sangat berharap kapal pinisi ini bisa beroperasi dengan maksimal. Ia membeberkan kalau proses pengadaan kapal ini tidak mudah.
Kendala terbesarnya adalah pencarian untuk lokasi membangun kapal. Belum lagi pencarian bahan baku kayu yang sudah tersertifikasi dan memang lulus uji test ketahanan di air danau.
“Akan tetapi semua hal tersebut sudah kami lewati dan kami cukup senang dengan proses pembangunan pinisi sampai saat ini,” tuturnya.
Jika tidak ada aral melintang, kapal pinisi akan siap berlayar pada akhir tahun 2023. “Lagi mulai mengerjakan interior, sekitar 6 bulan dari sekarang diperkirakan siap,” tutup Petrus.
(RMN)