Bangkitkan Investasi Daerah Lewat Karya Jurnalistik

DELFMRADIO.CO.ID

Kemajuan pariwisata tidak bisa ditentukan hanya dari pembangunan fisik saja, melainkan juga pembangunan non fisik yang salah satu unsurnya mencakup pembangunan manusia. Didalamnya, termasuklah para insan pers yang memegang peranan penting untuk memperkenalkan pariwisata hingga ke penjuru dunia.

Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Jimmy Bernando Panjaitan mengucapkan pernyataan itu, saat membuka kegiatan pelatihan jurnalistik di Kantor BPODT, Senin (19/2/2024).

“Peran jurnalistik dalam pengembangan pariwisata sangat penting dan perlu ada penjalinan kerja sama. Bahkan sebaiknya perlu ada persiapan matang dalam bentuk program dari tahun ke tahunnya” kata Jimmy.

Baca juga | Race ke-300 F1 Powerboat di Danau Toba, Ramai Band Populer

Fakta itu kemudian mendorong BPODT untuk menginisiasi sebuah pelatihan jurnalistik bagi para insan pers dari media cetak, maupun elektronik. Ada sekira 20 insan pers hadir mengikuti pelatihan yang mengusung tema “membangkitkan investasi daerah melalui karya jurnalistik” tersebut.

BPODT menghadirkan tiga narasumber berkompeten, yakni Kepala Biro kantor berita Antara Medan Azhari, PIC Produksi Narasi Biro Komunikasi Kemenparekraf Albert Rahmat Asbar dan Staf Produksi Narasi Biro Komunikasi Kemenparekraf Hazliansyah.

Jimmy mendorong agar tulisan rekan-rekan pers semakin membaik serta mampu menciptakan iklim pariwisata yang menarik hati, bukan hanya wisatawan tapi juga para investor. Dengan begitu, pariwisata lagi-lagi akan membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat.

Berita Berujung Investasi

Salah seorang narasumber, Hazliansyah, berbagi cerita mengenai tantangan media tempo dulu ketimbang era digital kini. Menurut dia, tempo dulu media merupakan satu-satunya ujung tombak pemberitaan.

Sekarang, kebanyakan masyarakat justru mengandalkan sosial media sebagai corong dalam menyampaikan informasi. Namun apakah hal itu berarti posisi media sudah tergantikan?

Menurut Hazliansyah, peran media belum dapat tergantikan. Hal itu karena informasi di media merupakan produk jurnalistik yang sudah melewati proses kalibrasi yang jelas.

Hazliansyah melanjutkan, pemberitaan di media memiliki magnet untuk bisa menarik investasi di sebuah destinasi pariwisata. Ia kemudian berbagi cerita tentang pengalamannya bersama rekan-rekan media yang pernah mengeksplorasi sebuah destinasi wisata di Lumajang, Jawa Timur.

“Seorang local hero (Bang Dul) menemukan tempat wisata indah yang aksesnya sangat terbatas. Kita (tim Kemenparekraf) bersama beberapa rekan-rekan media, datang ke sana untuk mengeksplorasi tempat itu selama beberapa hari,” cerita Aji, begitu panggilan akrapnya.

Sepulang dari lokasi tersebut, Aji dan rekan-rekan media lainnya kemudian memuat berita dari berbagai sudut pandang. Bukan hanya bicara keindahan, tapi juga kesulitan akses, perjuangan local hero yang menemukan tempat itu, kondisi ekonomi di sana dan berbagai isu lainnya.

Hasilnya mencengangkan, kata Aji, berita itu banyak mendapat apresiasi dari banyak stakeholder. Hingga hari ini pun, lanjut dia, tempat itu banyak mendapat perhatian, termasuk Bang Dul sang ‘local heroes’ dari sana kerap mendapat undangan sebagai pembicara di mana mana.

“Itulah yang terjadi. Dan saya percaya di Danau Toba ini banyak budaya di sini yang masih boleh di bilang virgin dan belum banyak yang tau,” katanya mengakhiri pemaparan.

(RMN)

Leave a Comment.