Pesta Puncak Budaya Oang-Oang Diguyur Hujan, Tapi Tetap Meriah

DELFMRADIO.co.id – Pertunjukan budaya Oang-Oang sukses menggemparkan Kabupaten Pak-Pak Bharat. Guyuran hujan di Kasean Banurea Lapangan Napasengkut, lokasi perhelatan budaya Oang-Oang, bahkan tidak mampu menghentikan jalannya acara.

Pesta Oang-oang dimulai kemarin, Jumat 7 Oktober 2022 dan diakhiri pada hari Minggu, 9 Oktober 2022. Pesta ini dibuka dengan macam-macam perlombaan pada hari pertama dan puncaknya diadakan di hari terakhir.

Ragam kegiatan yang mewarnai pesta budaya Oang-Oang berupa permainan tradisional dan perlombaan menyanyi khusus anak-anak. Ada juga lomba mercukkil dan merjalekkat yang hanya diikuti oleh laki-laki, lomba mersitekka yang khusus diikuti perempuan, lomba merodong-odong dan lomba-lomba lainnya.

BACA JUGA

Jadwal Cuti Bersama dan Libur Nasional 2022, Total Ada 24 Hari!

Bupati Pakpak Bharat Franc Bernhard Tumanggor melalui Sekda Jalan Berutu mengatakan Perlombaan ini merupakan kepedulian bersama terhadap budaya. Menurutnya, perlombaan tradisional diusung sebagai salah satu upaya untuk menjaga dan melestarikan budaya suku Pakpak dimana kabupaten Pakpak Bharat adalah sebagai benteng terakhir suku Pakpak.

”Hal ini kita lakukan sebagai upaya untuk tetap mempromosikan permainan-permainan tradisional kita yang saat ini mengalami degradasi karena kecanggihan teknologi yang ada, Permainan-permainan tradisional ini harus tetap kita sosialisasikan kepada generasi generasi muda suku Pakpak dan ke daerah lain bahkan ke tingkat nasional maupun internasional sehingga nilai nilai budaya tetap terjaga dan terlestarikan ditengah-tengah masyarakat” ujarnya.

BACA JUGA

aplikasi delfm

Adapun lomba-lomba tersebut diikuti antusias oleh perwakilan dari 8 kecamatan di Kabupaten Pak-Pak Bharat. Mereka bahkan berbondong-bondong ikut berpartisipasi dalam karnaval kendaraan hias, roda dua maupun empat, yang dipawai dari Gapura di Sosor menuju Kasean Banurea lapangan Napasengkut.

Ke depan bupati berharap pelaksanaan Pesta Oang-oang ini semakin tumbuh serta semakin menggali potensi budaya Pakpak untuk menjadi kebanggaan bagi semua. “Terlihat semua berjalan dengan baik dan menjadi bukti keseriusan serta dukungan seluruh masyarakat dalam pelaksanaan Pesta Oang-oang ini. Di masa yang akan datang agar lebih mempersiapkan diri hingga Pesta Oang-oang ini memiliki nilai jual dari sisi pariwisata,” ujarnya lebih lanjut sembari meminta peran serta masyarakat agar lebih eksis lagi.

kostum penari budaya Pak-Pak Bharat

Fyi, pesta Oang-oang diambil dari kata ‘Oang’, yaitu sebuah ujaran kegembiraan dan menjadi yel-yel masyarakat Pakpak saat mengadakan pesta dengan nuansa me­nye­nangkan, semisal Menanda Tahun (pesta saat mengawali musim tanam di awal tahun) ataupun Mardang (dimulainya saat menanam padi). Tidak ada arti harfiah untuk kata Oang, seperti halnya kata Banzaii bagi masyarakat Jepang yang memiliki makna kurang lebih sama dengan kata Oang.

Jika menyebut ‘Pakpak Bharat’ rasanya tidak bisa lepas dari ‘Pesta Oang-oang’ sebuah ekspresi adat dan budaya yang dikemas dalam sebuah gelaran festival atau pesta rakyat. Pesta ini merupakan event tahunan yang dikemas secara unik dan dan menjadi ciri khas Kabupaten Pakpak Bharat. (Sam/RMN)

Leave a Comment.