Lewat Rally of Hope Diserukan Secara Global untuk Kolaborasi dan Kerja-sama
Universal Peace Federation (UPF) menutup Rally of Hope yang kedua, kemarin Minggu, 27 September 2020. Acara 3 jam tersebut menghadirkan 12 pemimpin dunia, disertai dengan hiburan kelas wahid. Menurut Ketua Panitia, Bapak Yun Young-ho, dua juta orang dari 194 negara diberikan tiket untuk menonton secara daring, sementara sebanyak seratus juta pemirsa menyaksikan pertemuan melalui berbagai penyedia siaran dan internet.
Tema yang diangkat berfokus pada realisasi sebuahdunia yang damai melalui inter-dependen, kemakmuran bersama, dan nilai-nilai universal. Pertemuan reliini berfungsi sebagai seruan bagi para pemimpin nasional dan dunia bahwa kesejahteraan umat manusia dan nasib planet kita ada di tangan para pemimpin yang bertanggung jawab.
Berulang kali, pemateri menyerukan kolaborasi dan kerja sama untuk bergerak melampaui tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini untuk memberikan harapan dan keyakinan kepada masyarakat dan bangsa. Mereka menghargai hati Dr. Moon yang merangkul, pengorbanan tanpa pamrih dan komitmen yang teguh untuk perdamaian dunia dengan mengadakan acara seperti itu. Selain itu, para delegasi terhormat menghargai dan mendukung upaya UPF untuk mengatasi kendala utama perdamaian dunia melalui soft-powerdiplomacy (diplomasikekuatan-lunak).
Beberapa kali dalam pidatonya selama 28 menit, Mother Moon mengatakan bahwa masalah mendasar yang dihadapi saat ini adalah mementingkan diri dan keserakahan. “Kemanusiaan,” beliau menekankan, “saat ini berada dalam posisi yang sama sekali tidak sejalan dengan Tuhan. Keegoisan dan berbagai kelemahan lain dari sifat manusia telah menyebabkan sejarah manusia menjadi sejarah yang ditandai oleh konflik, perpecahan, dan perselisihan yang terus-menerus. Dan bahkan sampai hari ini perang dan konflik masih berlanjut.”
Beliau secara khusus meminta negara-negara seperti China, Amerika dan Korea untuk memikirkan tentang warisan budaya dan warisan lingkungan yang akan mereka tinggalkan untuk generasi mendatang. Mother Moon memiliki rekomendasi khusus bagi setiap negara: China harus mencegah penandusan dari Gurun Gobi agar memperluas lahan yang dapat dihuni; Amerika harus melayani Tuhan, warganya harus menjadi anak-anak-Nya yang pengasih dan berbagi berkat dengan yang lain; Korea harus kembali ke akarnya yaitu kesalehan dan bakti, yang menghormati orang tua mereka dan menjaga leluhur mereka sebagaimana istiadat pada hari raya Chuseok yang akan datang (mirip dengan Thanksgiving di Amerika=Pengucapan syukur).
Tanpa menyebut nama bangsa secara spesifik, Mother of Peace (Bunda Perdamaian) meratapi pemborosan sumber daya manusia dan alam dalam pembuatan senjata perang. “Menjadikaya dan makmuritumungkintanpa mengedapankanjalanmelaluiperang,” beliaumenekankan, terkadang sambilmenahan air mata. “Telah tiba waktunya untuk melepaskan keinginan untuk menginvestasikan sumber daya dalam persenjataan.”
Untuk diketahui, Rally of Hope ini adalah yang terbaru dari rangkaian kegiatan yang mencakup KTT, konferensi kepemimpinan, dan webinar yang diadakan sepanjang tahun ini. Temaumum yang berfokus pada pencarianprinsip-prinsipbersamadari’interdependen, kemakmuranbersama, dan nilai-nilai universal’. Program-program ini melibatkan jutaan pemirsa global dan mempertemukan ribuan pemimpin dunia dari berbagai bidang, termasuk: kepala negara, anggota parlemen, pengusaha, media, pemimpin agama, akademisi, pemimpin wanita dan pemuda. Tiga produksi daring sedang dicanangkan untuk sisa tahun ini.