Kapal di Kawasan Danau Toba Tetap Beroperasi Meski Dilanda Angin Kencang
Angin kencang yang menyebabkan ombak, belakangan kerap melanda kawasan Danau Toba. Meski demikian, aktivitas penyeberangan di 7 pelabuhan di kawasan Danau Toba masih berjalan normal.
Menurut Kepala Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan Penyeberangan (KKOPP) Danau Toba Rijaya Simarmata pengawasan terhadap cuaca tetap dimonitor. BMKG sudah menempatkan Automatic Weather Station (AWS) di masing-masing pelabuhan untuk memantau cuaca terkini.
“Pengawasan terhadap kecepatan angin dan tingginya ombak tetap dimonitor melalui AWS yang telah ditempatkan oleh BMKG di 7 lokasi pelabuhan yang ada di kawasan Danau Toba. Itu menjadi patokan apakah itu cukup berbahaya atau tidak,” papar Rijaya kepada Del FM melalui WhatsApp pada Jumat (12/5/2023).
Baca juga: Operasi Katarak Tanpa Sayat Mata, Kini Sudah Bisa Di Rumah Sakit Porsea
Rijaya menyampaikan sampai saat ini cuaca masih tergolong aman, maka aktivitas masih dibiarkan normal. Namun, Rijaya mengaku bahwa beberapa waktu lalu, tepatnya Minggu (7/5/2023) cuaca sangat buruk.
Pihaknya sempat menghentikan operasional karena ada kecenderungan angin kencang. Apalagi, pihaknya sempat menerima ada foto menyerupai tornado di Danau Toba tepatnya di lintasan Tigaras- SImanindo.
“Kemarin ada kejadian di lintasan Tigaras- Simanindo yang kita setop sehari karena ada kecenderungan angin kencang. Bahkan kami mendapat foto seperti tornado sehingga operasional kami hentikan dalam waktu itu,” sebutnya.
Sesuai dengan aturan dari BMKG, Rijaya menjelaskan bahwa kecepatan angin maksimal untuk kapal tradisional maupun nelayan adalah 15 knot. Sementara untuk kapal motor bisa mencapai 20 knot.
“Tetapi saat ini, jika mencapai 10 knot aja, semua kapal tradisional kita tunda dulu. Hal itu mempertimbangkan berbagai faktor keamanan,” katanya lagi.
Baca juga: Raymond Sihombing jadi Juara Festival Menyanyi Internasional di Yalta, Ini Profilnya!
Meski situasi pelayaran di Danau Toba masih berjalan normal Rijaya menegaskan bahwa petugas tetap melakukan pemantauan rutin. Petugas rutin memeriksa palka kapal apakah terdapat kebocoran, tali kemudi kapal, termasuk kesesuaian manifes dengan penumpang yang ada, serta alat keselamatan.
Rijaya memberi pesan agar penumpang tidak perlu khawatir. Namun jika ada petugas yang menginformasikan untuk menunda pelayaran, ia meminta agar hal itu dipatuhi.
“Dan apabila ada keraguan untuk kondisi cuaca agar menyampaikan kepada petugas atau operator kapal dimana letak live jacket untuk memudahkan dan mempercepat pengambilan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” terangnya.
Sementara itu, ia juga mengimbau agar operator jangan memaksakan diri untuk berlayar apabila kecepatan angin tidak memungkinkan. Hal itu, pesan Rijaya, adalah untuk kebaikan serta keselamatan baik itu penumpang maupun operator itu sendiri.
“Untuk antisipasi pancaroba ini, kita sudah melakukan pertemuan dengan seluruh stakeholder terkait. Jadi memang BMKG Silangit sudah menyatakan bahwa kita sedang memasuki musim pancaroba jadi angin dan ombak tidak terduga bisa terjadi, jadi harus terus dipantau dan diteruskan ke seluruh operator kapal,” kata Rijaya mengakhiri percakapan.
(RMN)