Raymond Sihombing jadi Juara Festival Menyanyi Internasional di Yalta, Ini Profilnya!


DELFMRADIO.co.id – TOBA

Nama Raymond Sihombing mulai viral di sosial media setelah berhasil meraih juara satu festival musik Road to Yalta di Rusia. Pertama kalinya Indonesia ikut ajang tersebut yaitu tahun 2021 yang diwakili oleh musisi Sandhy Sondoro.

“Saya sempat khawatir membawa nama Indonesia sekaligus terngiang-ngiang dengan nama kuat Sandhy Sondoro,” sebutnya saat wawancara dengan media kompas tv.

Road to Yalta adalah perayaan sekaligus mengenang masa Great Patriotic War atau Perang Patriotik Besar antara Rusia dan Jerman pada 1940-an. Lagu-lagu pada masa perang itu disuarakan oleh musisi luar negeri dalam berbagai bahasa di kompetisi ini.

Tahun 2023 ini, lelaki bernama lengkap Laurentius Raymond Junior Pardamean Sihombing ini berhasil menjadi juara pertama. Ia bersaing dengan sejumlah penyanyi profesional yang malang melintang di negara masing-masing.

Baca juga: KTT ASEAN Dompleng Promosi Pariwisata di Indonesia, Netizen: Next, Danau Toba ya!

Adapun festival yang digelar di panggung istana negara kremlin di Moskwa itu diikuti oleh 56 negara. Dan hanya ada 15 negara finalis yang menjadi finalis.

Raymond, pada festival itu, membawakan lagu berjudul Mari Heningkan Cipta Kenang Masa Perjuangan. Lagu itu adalah lagu perjuangan berirama mars asal Rusia yang liriknya digubah dalam Bahasa Indonesia.

Lagu aslinya dalam Bahasa Rusia memiliki judul Poklonimsya Velikim Tem Godam . Raymond menerjemahkan dan menyesuaikannnya agar bisa mendapatkan kata dan kalimat yang tepat sebagai pesan pada lagu.

Penasaran, siapa Raymond sebenarnya?

Pemuda berdarah batak ini sehari-harinya berprofesi sebagai dosen hukum internasional di Rusia. Ia lahir di Jakarta, mengenyam pendidikan musik pertamanya di Bali.

Selain dosen, ia juga adalah penyanyi profesional, guru, dan arranger musik paduan suara. Setelah lulus dari Paris Conservatoire, ia berpartisipasi dalam festival nasional dan internasional.

Baca juga: Operasi Katarak Tanpa Sayat Mata, Kini Sudah Bisa Di Rumah Sakit Porsea

Tahun 2004 hingga 2006, ia menjadi solois dan konduktor Paduan Suara Nasional Universitas Indonesia. Ia memainkan saksofon, gitar, dan beberapa instrumen tradisional Indonesia.

Repertoarnya meliputi lagu-lagu dalam bahasa Indonesia, Batak, Jawa, Inggris, Italia, Prancis, dan Rusia. Dia lebih suka genre klasik, jazz, blues, dan pop.

Raymond percaya bahwa musik adalah bahasa dunia, yang membantu setiap orang untuk menjadi manusiawi dan menghubungkan semua orang di dunia. (RMN)

Leave a Comment.