Jangan Asal Bilang Masuk Angin, Waspadai Kanker Pada Anak Sejak Dini!

DELFMRADIO.CO.ID – Toba

Orang tua sebaiknya tidak mudah mendiagnosa anak masuk angin jika melihat adanya benjolan di tubuh anak. Faktanya, hal tersebut seringkali merupakan gejala awal terjadinya penyakit kanker.

Dokter dari Tzu Chi Hospital, Jakarta, Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA, mencetuskan hal tersebut kepada mahasiswa Institut Teknologi (IT) Del. Ia menyampaikannya dalam seminar edukasi yang diselenggarakan oleh IT Del kolaborasi dengan Yayasan ANYO Indonesia, Sabtu, 2 September 2023.

“Apalagi kalau anak-anak, orang tuanya jangan terlalu mudah mengatakan nggak apa-apa padahal udah menyebar kemana-mana. Jadi sejak dini lebih baik waspada, karena kalau penemuannya lebih awal, potensi sembuhnya bisa mencapai 80 persen. Kalau sudah stadium akhir (termal) potensinya hanya 20 persen,” kata dokter Edy.

Baca juga | Wisata Kuliner di Kabanjahe, Kenyangnya Poll!

Sebagai dokter kanker, Edy memegang prinsip “berpikiranlah yang jelek dulu sehingga kita tergerak berangkat ke dokter dan memeriksakan diri. Jangan nggak apa-apa ternyata apa-apa, karena justru makin berbahaya.” ujarnya.

Menurut Edy, pada dasarnya kanker pada stadium awal sudah menunjukkan gejala-gajela umum pada pasien. Tapi seringkali pasien abai karena gejalanya masih kecil, pasien bahkan cenderung menyangkal.

BIG5!

Edy membeberkan, data kasus kanker anak di Indonesia bisa mencapai 5 ribu setiap tahunnya. Terdapat 20 ribu anak sedang dalam pengobatan, padahal dokter kanker anak jumlah terbatas hanya 60 saja.

“Jadi pengobatannya di Indonesia memang masih harus kejar-kejaran. Dokter yang menangani masih sangat terbatas,” terangnya.

Oleh karena itu, IT Del dan Yayasan Del gencar mengkampanyekan kanker pada anak ini kemana-mana. Menurutnya, hal itu penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sejak dini terhadap penyakit kanker.

Hindari Kebiasaan Buruk

Sel kanker itu pada dasarnya ada di dalam tubuh semua manusia. Namun menurut Edy, manusia perlu berhati-hati agar jangan sampai ‘membangunkan’ sel kanker tersebut dan menimbulkan berbahaya.

Kanker yang terjadi pada anak kerap berbeda dengan kanker yang terjadi pada orang dewasa. Bedanya, kata Edy, pada anak penyebabnya cenderung tidak diketahui.

Meski begitu, Edy menyebut terdapat beberapa kebiasaan orang-orang yang sebenarnya bisa memicu terjadinya kanker. Misalnya, kebiasaan kurang makan sayur dan buah yang bisa berdampak pada kanker usus.

Penggunaan wadah plastik untuk makanan suhu panas, kata Edy, juga sangat berbahaya. Ia menyarankan makanan panas sebaiknya dimuat pada wadah berbahan kaca atau kaleng saja.

Kemudian, saran Edy, sebaiknya masyarakat memakai payung untuk melindungi diri dari terpapar sinar matahari. Menurut dia, radiasi sinar matahari juga sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kanker kulit.

“Jangan salah, stres juga bisa menyebabkan kanker. Jadi manajemen stres itu juga perlu,” ujarnya.

(RMN)

Leave a Comment.