Diprediksi Kemarau, Pemerintah Antisipasi Kebakaran Hutan di Pulau Sumatera

DELFMRADIO.co.id – Tahun 2023, memasuki bulan Februari, BMKG memprediksi iklim akan lebih kering dari tahun 2022. Menko Polhukam Mahfud MD bahkan mengatakan ada potensi peningkatan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seperti tahun 2019 lalu.

“Dari prediksi BMKG terdapat potensi terjadinya El Nino setelah 3 tahun terakhir 2020, 2021, 2022 terjadi La Nina. Sehingga diperkirakan akan terjadi peningkatan potensi karhutla seperti yang terjadi di tahun 2019,” ujar Menko Mahfud MD dikutip dari laman menlhk.go.id.

Menko Polhukam Mahfud MD meminta semua pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan atas potensi tersebut. Ia meminta untuk mempersiapkan sebaik-baiknya kelengkapan sarana prasarana, anggaran, peraturan dan hal-hal terkait lainnya guna antisipasi peningkatan potensi karhutla.

BACA JUGA

Persiapan Powerboat F1 H20 Danau Toba Berjalan Lancar

Di sisi lain, Menteri LHK Siti Nurbaya menyebut jumlah hotspot dari tanggal 1-19 Januari 2023 itu ada 31 titik. Angka tersebut naik 29% dari periode yang sama pada tahun lalu.

“Oleh karena itu Pak Menko menegaskan untuk kita berhati hati karena ini datanya mengkonfirmasi catatan dari BMKG bahwa di tahun 2023 ini kita akan mengalami anomali iklim, dimana curah hujannya menipis yang bisa jadi lebih panas di Bulan Mei dan Juni nanti,” ujarnya.

BACA JUGA

Gong Xi Fa Cai! Simak Yuk Arti Warna Merah Yang Identik Kala Imlek

Adapun operasi pencegahan karhutla sudah akan dimulai pada akhir Februari atau awal bulan Maret. Kata Siti, tindakan yang akan dilakukan adalah operasi modifikasi cuaca.

“Karena Pak Presiden biasanya akan pesan jangan sampai hari lebaran ada asap,” ucap Menteri Siti.

Potensi Karhutla di Pulau Sumatra

Kepala BMKG Dwikorita menambahkan, musim kemarau yang meningkatkan potensi Karhutla perlu diwaspadai di Bulan Februari untuk wilayah Riau, sebagian Jambi, dan sebagian Sumatera Utara. Meskipun pada saat yang sama dapat terjadi hujan lebat di wilayah lainnya.

“Kewaspadaan yang pertama perlu dilakukan di bulan Februari dimana meskipun sebagai besar wilayah Indonesia masih mengalami hujan, tetapi di wilayah Riau, sebagai Jambi, dan sebagian Sumatera Utara memasuki kemarau,” ujarnya.

Sesuai prediksi BMKG pada Bulan Oktober 2022, kondisi La Nina makin melemah dan masuk ke netral. Namun kondisi netral ini sangat dekat hampir berimpit dengan kondisi El Nino lemah. (RMN)

Leave a Comment.