Dikenal Sebagai Boneka Kayu yang Bisa Menari, Ini Cerita Pilu Tentang Sigale Gale

DELFMRADIO.co.id – TOBA

Pertunjukan Sigale-gale adalah salah satu pertunjukan paling diminati oleh wisatawan saat datang ke Danau Toba. Wisatawan umumnya terkesima melihat sebuah tradisi unik yang menampakkan sebuah boneka kayu tapi bisa menari.

Sigale-gale dalam bahasa batak berasal dari kata “gale” yang punya arti lemah, lesu, lunglai. Sebutan itu sesuai dengan pertunjukan Sigale-gale kerap menampilkan boneka kayu ’lemah lunglai’ sambil melakukan tarian tortor.

Baca juga: Perhatian, IT Del Masih Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru Hingga 31 Maret 2023

Dibalik pertunjukan unik tersebut, tahukah Teman Del, ternyata ada cerita pilu tentang sigale-gale yang berkembang di masyarakat batak. Sebuah buku berjudul Mengenal Kebudayaan Batak (2009) menyebutkan, patung Sigale-gale merupakan perwujudan dari putra satu-satunya Raja Rahat bernama Si Manggale.

Dikisahkan, Si Manggale meninggal dunia saat memimpin perang untuk memperebutkan kekuasaan yang membuat ayahnya sedih bukan kepalang. Raja Rahat disebutkan, begitu larut dalam kesedihan hingga akhirnya jatuh sakit.

Melihat kondisi tersebut, rakyat merasa tidak tega dan khawatir dengan kondisi sang raja. Mereka kemudian berinisiatif untuk membawa tabib atau dulunya dikenal sebagai dukun, untuk mengobati sakit raja.

Adalah seorang tabib bernama Sibaso. Ia kemudian menyarankan raja untuk membuat replika Si Manggale menggunakan patung yang terbuat dari kayu.

Baca juga: Setelah Kehujanan, Perlu Mandi Air Hangat atau Dingin?

Sebagai obat rindu, Sibaso bahkan menyarankan agar patung dibuat dan didandani layaknya panglima Manggale. Bahkan, patung dibuat seolah-olah hidup dengan cara mengundang roh Manggale masuk ke dalamnya.

Zaman dahulu, peristiwa mengundang roh bisa terjadi melalui ritual khusus dan hanya bisa dilakukan oleh orang terpilih saja. Beberapa kepercayaan di masyarakat Batak bahkan meyakini bahwa pembuat boneka Sigale-galelah yang harus menyerahkan jiwanya pada boneka kayu buatannya itu.

Dengan begitu si boneka lalu bisa bergerak seperti seorang yang hidup kembali. Kemiripan itulah yang membuat patung itu dinamai sama dengan Si Manggale yaitu Sigale-Gale.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, patung Sigale-gale kini dihadirkan sebagai seni pertunjukan wisata seperti di Tomok, Samosir. Meski dengan konsep dan kepercayaan berbeda, patung Sigale-gale tetap dianggap sebagai warisan budaya batak yang tidak boleh dilupakan. (Danny/ RMN)

Leave a Comment.