Cerita Kehidupan Dibalik Tari Tandok
Bukan sekadar wadah hasil rajutan, tandok yang digunakan oleh masyarakat batak untuk menampung beras juga merepresentasikan suku Batak yang agraris, punya seni tradisi dan budaya, serta memiliki ikatan kekeluargaan. Wadah rajutan dari bambu inilah yang kemudian menginspirasi terciptanya suatu tarian tradisional masyarakat suku Batak Toba yang dikenal dengan nama tari tandok.
Baca juga: 5 Camilan Khas Keluarga Batak Saat Rayakan Tahun Baru
Tari Tandok merupakan tari tradisional yang lekat hubungannya dengan budaya tanam masyarakat Batak. Tarian ini menceritakan tentang kegiatan memanen beras dengan menggunakan tandok yang dilakukan oleh para ibu di ladang.
Para penari tandok umumnya adalah perempuan yang biasanya tampil dengan pakaian tradisional Batak yang didominasi warna putih, hitam dan merah. Properti tarian yang digunakan antara lain berupa, tandok itu sendiri, ulos, dan kain sarung. Tari Tandok biasanya ditarikan oleh empat orang penari, namun hal tersebut tidak menjadi pakem, sehingga tarian ini bisa ditarikan lebih dari angka tersebut.
Gerakan Tari Tandok didominasi oleh gerakan tangan. Gerakan tangan itu menggambarkan gerakan tor-tor para ibu jika ada pesta adat sambil menjunjung tandok sebagai penutup kepala.
Secara keseluruhan, Tari Tandok melambangkan suka cita dan rasa syukur manusia kepada Tuhan terhadap hasil panen yang melimpah. Disamping itu, ada pesan mendalam tentang eratnya masyarakat Batak dengan budaya tanam dan menghormati alam seperti menghormati para leluhurnya. (RMN)