Ajak Pentahelix Bicara, Loka POM Toba Buka Forum Konsultasi Publik
Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) Kabupaten Toba membuka Forum Konsultasi Publik di Sinar Minang Convention Hall, Senin, 4 Desember 2023. Adapun forum tersebut membahas topik yang berkaitan dengan standar pelayanan publik Loka POM di Kabupaten Toba.
Peserta forum yang hadir jumlahnya mencapai 20 orang mewakili pentahelix yakni pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, juga media. Kata Kepala Loka POM Toba, Ashadi, APT., M.Si, melalui forum ini pihaknya akan menerima berbagai masukan untuk membuat program yang menyentuh masyarakat ke depannya.
“Dari kegiatan ini harapannya tidak berhenti di sini tapi bisa membuat program yang menyentuh masyarakat. Utamanya terkait dengan produk makanan olahan yang aman dan berkualitas bagi masyarakat,” ucapnya.
Baca juga | Ikut Kompetisi Matematika Tingkat Nasional, Siswa SMA Unggul Del Raih Medali
Dalam pembahasannya ada beberapa masalah pengawasan obat dan makanan yang perlu mendapat perhatian lebih, seperti pemeriksaan kedaluwarsa, kandungan gizi, hingga penegasan tanda BPOM pada produk makanan. Ada lagi, yaitu kondisi penggunaan antibiotik oleh masyarakat yang sering kali tidak sesuai kebutuhan atau tanpa menggunakan resep dokter.
“Kami melihat begitu mudahnya mendapatkan antibiotik tanpa resep dokter. Masyarakat membeli antibiotik tanpa dokter begitu pula pelaku usaha juga menjual antibiotik tanpa resep dokter,” terang Kepala Loka POM Toba, Ashadi, APT., M.Si.
Baca juga | Tanding Persahabatan Bulu Tangkis, Unit Yayasan Del VS Inalum
Menurut Ashadi, hal itu tidak boleh dibiarkan secara terus-menerus karena berpotensi menimbulkan resistensi dan memberikan dampak buruk bagi tubuh. Sebutnya, antibiotik tergolong sebagai obat keras yang memerlukan resep dokter dalam penggunaannya.
“Kadang-kadang, masyarakat kalau kena sakit ringan seperti batuk, pilek atau diare langsung meminum antibiotik. Kalau dokter nggak meresepkan pun kadang mereka minta atau beli sendiri, jadi ini pun masalah. Karena batuk pilek penyebabnya bukan bakteri tapi virus,” papar Ashadi.
Antibiotik Bagi Tubuh
Merunut dari laman resminya, Kemenkes menyebutkan bahwa antibiotik adalah obat untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Bukan mematikan virus atau jamur.
Menurut WHO, resistensi bakteri terjadi ketika bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik yang pada awalnya efektif untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri tersebut. Selain itu, berdasarkan data WHO 2013, angka kematian akibat resistensi bakteri sebanyak 700 ribu orang pertahun. Jika dibiarkan, pada 2050 angka kematian tersebut bisa meningkat menjadi 10 juta pertahun
Dalam tubuh manusia terdapat bakteri baik dan bakteri jahat. Resistensi terjadi ketika seseorang menggunakan antibiotik dengan tidak rasional sehingga memperbanyak jumlah bakteri jahat dan menekan jumlah bakteri baik.
Efeknya akan terjadi masalah kesehatan di antaranya gangguan ginjal, gangguan hati, gangguan kehamilan dan janin. Karena itu, kata Ashadi, masyarakat harus bijak menggunakan antibiotik.
“Resistensi tidak hanya masalah Indonesia, tapi dunia. Karena itu kita perlu mengendalikannya. Kita (pentahelix) perlu komunikasi yang baik untuk menggiatkan hal ini agar masalah bisa kita atasi,” tukasnya.
Penting untuk dicatat terkait antibiotik, bahwa antibiotik hanya untuk infeksi bakteri. Sebaiknya tidak membeli antibiotik tanpa resep dokter, tidak menyimpan antibiotik di rumah, dan tidak memberikan antibiotik sisa kepada orang lain.
(RMN)
.