Perjalanan Ganda Putri Indonesia di Ajang Olimpiade

Olimpiade Tokyo 2020 (2/8/2021)  menjadi saksi sejarah Greysia-Apriyani menjadi pasangan ganda putri badminton dari Indonesia pertama yang meraih medali emas untuk Indonesia. Pasalnya, prestasi tertinggi ganda putri Indonesia sebelumnya hanya mencapai babak perempat final.

Sebagai informasi, cabang olahraga bulu tangkis pertama kali dipertandingkan di Olimpiade pada 1992 di Barcelona. Kala itu, Susy Susanti dan Alan Budikusuma meraih medali emas di nomor tunggal putri dan putra.

Sejak pertama dipertandingkan itu pula, Indonesia telah mendapatkan medali emas di semua nomor kecuali ganda putri. Pada 1992, pencapaian terbaik ganda putri Indonesia diraih oleh Finarsih dan Lili Tampi yang melaju hinga perempat final. Mereka kalah dari pasangan Korea Selatan Gil Young-ah dan Shim Eun-jung.

Baca juga: Olimpiade Tokyo: Cabang Olahraga Badminton Menyisahkan 3 Wakil Indonesia

Kemudian empat tahun setelahya, tahun 1996, Indonesia diwakili oleh Finarsih-Lili Tampi dan Eliza Nathanael-Zelin Resiana. Finarsih-Lili Tampi tumbang dari waikil China Qin Yi Yuan-Tang Yong Shu, sedangkan Eliza-Resiana melaju ke perempat final sebelum dihentikan wakil China Ge Fei-Gu Jun yang akhirnya merebut medali emas.

Pada Olimpiade 2000 di Sidney, Ge Fei-Gu Jun kembali menjadi momok menakutkan bagi ganda putri Indonesia. Mereka mengalahkan Etty Tantri-Cynthia Tuwankotta di perempat final dan mempertahankan medali emasnya.

Pada Olimpiade 2004, prestasi ganda putri Indonesia mundur. Pasangan Jo Novita-Lina Nurlita kandas dari wakil China Yang Wei-Zhang Jie Wei pada putaran kedua setelah bermain rubber game. Yang-Zhang pun meraih medali emas saat itu.

Selanjutnya pada 2008, duet Lilyana Natsir-Vita Marissa bahkan terhenti pada putaran pertama di Olimpiade Beijing. Mereka dikalahkan wakil tuan rumah Yang Wei-Zhang Jie Wei yang kemudian gagal mempertahankan medali emasnya setelah tersingkir pada semifinal.

Kemudian, petaka datang bagi Indonesia pada Olimpiade 2012 di London. Pasangan Meiliana Jauhari-Greysia Polii yang sudah melaju ke partai perempat final didiskualifikasi karena dianggap tak sportif. Mereka didiskualifikasi bersama dua pasangan Korea dan satu pasangan China karena dianggap sengaja mengatur hasil akhir laga ketiga babak penyisihan grup.

Pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, pasangan Nitya Krishinda Maheswari-Greysia Polii tersingkir di perempat final usai kandas dari wakil China Tang Yuanting-Yu Yang. Akhirnya, pada olimpiade 2020 yang digelar mundur tahun 2021 karena pandemi, Greysia Polli- Apriyani Rahayu berhasil membawa pulang medali emas di babak final mengalahkan pasangan China, Chen Qingchen-Jia Yifan.

Kabar ini menggembirakan, karena pasangan ganda putri ini menjadi satu-satunya atlet Indonesia yang bisa meraih medali emas. Ditambah lagi, prestasi ini dicatatkan di masa pandemi yang sulit dan menjelang kemerdekaan NKRI 76 Tahun. Congratz! (RMN)

Leave a Comment.