Manirat, Proses Akhir Yang Jadikan Ulos Utuh
Pernah melihat atau mengenakan ulos, Teman Del tahu nggak kalau proses pembuatan satu helai ulos membutuhkan proses yang panjang. Mulai dari pembuatan benang, pewarnaan, gatip atau rangkaian grafis dengan motif khusus, unggas atau proses pencerahan benang, hingga ani atau penguntaian benang. Nah, setelah proses itu semua, barulah ulos ditonun (tenun) menjadi sehelai kain ulos.
Eitts,, bagian ini tidak boleh dilewatkan, Teman Del. Yaitu proses akhir yang menjadikan ulos utuh yang disebut dengan nama Manirat. Panirat (sebutan bagi orang yang melakukan pekerjaan ‘manirat’) biasanya membuat hiasan pengikat rambut ulos (sirat) ini dengan motif gorga yang dibuat dari benang dengan perpaduan warna hitam, putih dan merah.
Bukan sembarangan. Setiap benang yang ditenun dengan cara diselang-selingi ini dibuat dengan hitungan yang konsisten. Salah berhitung, harus diulang, karena motifnya tidak sesuai. Makin sulit motif yang ingin dibuat makin lama pula waktu yang dihabiskan untuk manirat.
Selesai?! Belum. Benang yang sudah disirat harus di olesi dengan tepung kanji yang sudah dicampur air, dioles merata lalu dijemur di bawah terik matahari. Jadi benang yang sudah disirat pada kain ulos akan mengeras. Itulah kenapa saat mengenakan ulos kamu bisa langsung melihat motif dengan tulisan ‘Horas’ dengan jelas karena kainnya lebih keras dan berbentuk.