Hari Peduli Sampah, Ini 4 Cara Kelola Limbah Masker yang Tepat!

Wajib menggunakan masker merupakan salah satu imbauan protokol kesehatan yang harus dipatuhi oleh masyarakat di masa pandemi ini. Bayangkan, jika 273,5 juta masyarakat Indonesia, mengenakan satu masker saja dalam sehari, sebegitu banyak pulalah sampah yang nantinya dihasilkan.

Fei Febri, CEO Bank Sampah Bersinar Indonesia, saat diwawancarai di program #indelmorning (21/2/2022), menyebut masker sekali pakai utamanya terbuat dari polipropilen alias salah satu jenis plastik. Itu artinya, butuh waktu ratusan tahun untuk mengurainya, sehingga penting bagi semua pihak untuk peduli.

“Kita semua harus aware, karena masker itu terbuat dari plastik. Dimana penelitian menyebut, butuh waktu 450 tahun agar bisa terurai,” terangnya.

Masker medis, jelas Fei, konsepnya memang tidak boleh dikelola sendiri dan tidak boleh dicampur, karena ada prosedur khusus. Tapi untuk masker pribadi, tentu setiap individu bisa mengelola limbahnya dengan tepat.

Sedikitnya, ada empat cara sederhana yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk membantu memudahkan mengelola sampah masker. Berikut caranya:
1. Kumpulkan masker bekas pakai di wadah yang aman.
2. Rendam masker yang telah digunakan pada larutan disinfektan/ klorin/pemutih.
3. Rusak tali dan robek tengahnya sehingga tidak dapat digunakan ulang.
4. Buang ke tempat sampah domestik atau berikan ke bank sampah terdekat untuk di daur ulang.

Baca juga: Kisah Marnala Sinurat, Siswa SMA Unggul Del yang Lulus di The University of British Columbia

Di Kabupaten Toba sendiri, jelas Fei, tersedia dua bank sampah yang siap menerima sampah, untuk selanjutnya dikelola oleh pihak bank sampah tersebut. Pertama, ada Bank Sampah IAS Toba dan Bank Sampah Tarhilala.

Tepat di momen Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), 21 Februari 2022 ini, ia mengajak masyarakat peduli, bukan saja dengan sampah masker tapi juga sampah lainnya. Menurut Fei, pengelolaan sampah bisa dilakukan sejak dini,  dimulai dari diri sendiri, yang pastinya sangat berdampak untuk mengurangi kerusakan lingkungan akibat sampah.

Seperti diketahui, sampah masker khususnya, berpotensi menyebarkan penyakit. Selain itu, bahannya yang sulit terurai juga akan menghasilkan micro plastic yang bisa mencemarkan bumi dan mengakibatkan ikan atau tanaman yang kita konsumsi tercemar. Karenanya, kata Fei, yuk kita peduli dengan sampah kita agar bisa mengurangi beban TPA.

Menilik dari sejarah HPSN

Dilansir situs resmi KLHK Sulawesi, peringatan Hari Peduli Sampah Nasional dilakukan sebagai bentuk pengingat akan peristiwa pada 2005 silam. Kala itu terjadi longsor gunungan sampah di TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat pada 21 Februari 2005.

Longsornya gunungan sampah TPA Leuwigajah menimpa perkampungan warga di Cilimus dan Pojok, Jawa Barat. Akibatnya lebih dari 100 nyawa meninggal dunia.

Tragedi terjadi akibat tingginya curah hujan dan ledakan gas metana dari tumpukan sampah. 157 jiwa melayang dan dua kampung (Cilimus dan pojok) hilang dari peta karena tergulung longsoran sampah. yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir Leuwigajah.

(RMN)

 

Leave a Comment.