Dukung Kesetaraan Gender, Jabu Bonang Menggelar Diskusi Terbuka di Kota Pematangsiantar

Dalam rangka memperingati International Women’s Day, komunitas Jabu Bonang mengadakan diskusi terbuka dengan para perempuan pada 11 Maret 2022 lalu di kantor Jabu Bonang Pematangsiantar. Diskusi terbuka tersebut mengangkat tema peran perempuan dalam menghadapi perubahan iklim dan mitigasi atau disebut ketidakadilan gender.

Tema ini dipilih mengingat semakin maraknya isu perubahan iklim yang berdampak pada masyarakat, khususnya perempuan. Seperti diketahui, pada situasi kelompok tertentu, ada perempuan yang cenderung bergantung pada lingkungan di berbagai sumber kehidupan, ada juga perempuan yang kemampuan mengelola aset dan kapasitasnya terbatas dalam mengatasi perubahan iklim. Serta adanya keterbatasan peran perempuan pada suatu norma budaya tertentu yang menjadikan perempuan tidak terlibat dalam pengambilan suatu keputuasan.

Sederet kondisi itu menjadi beberapa faktor pendukung yang menjadikan perempuan jadi pihak yang rentan terhadap perubahan iklim. Akibatnya, perempuan cenderung berusaha mencari jalan keluar untuk memperjuangkan hidupnya sambil mengatasi dampak dari perubahan iklim, itu sebabnya perempuan sering dijuluki sebagai agen perubahan (agent of change).

Baca juga : Pamerkan Tenun Batak di Kota Jakarta, Kerri Na Basaria: Bangga Bertenun, Bangga Berbudaya

Pada diskusi tersebut dibahas beberapa contoh kasus permasalahan lingkungan dan kaitannya dengan kurangnya kesempatan bagi perempuan untuk terlibat dalam mengatasi permasalahan yang ada. Selain itu, dibahas pula rencana tindak lanjut sebagai bentuk keseriusan dan komitmen dari pihak yang terlibat dalam mengatasi isu lingkungan dan kesetaraan gender.

Dari sejumlah komitmen untuk tindak lanjut diskusi, beberapa diantaranya yang akan dikerjakan, seperti mendorong adanya gerakan dalam sisi advokasi dan regulasi, edukasi dan awareness serta best practice yang dilakukan oleh komunitas, dorongan untuk mengembangkan pilot project sebagai best practice yang sadar akan lingkungan dengan melibatkan agen-agen perubahan, dan sebagainya. Selanjutnya, akan digelar kembali pertemuan di tanggal 8 April bertempat di rumah Eco HKI Siantar.

Turut hadir beberapa aktivis perempuan, diantaranya adalah Saur Tumiur Situmorang, Nina Ravier Hutagalung, Dosen Fisipol UHN Medan Pdt. Riana Lumbanraja, dan Pdt. Rama Yanti Simorangkir (Rumah Eco HKI) serta aktivis semangat aksi jalan kaki ‘AJAK’ Irwandi Sirait. Ada pula perwakilan lembaga, seperti Irma Yanti Simanjuntak (United Evangelical Mission), Pdt. Dedi Pardosi dan Berkatdo Saragih (Komite National Lutheran World Federation), dr. Flora Maya Damanik, MARS (Direktur RS Djasamen Saragih Siantar), Grace Vyne (Jabu Sihol), Meliana Sihombing dan Janri Damanik (Kelompok Pertanian dan Peternakan Selaras Alam), serta Sri Nila Sitepu dan Ibu Sriana (Perkumpulan Wirid Lorong 20 Siantar). (RMN)

 

Leave a Comment.