Demi Memajukan Pariwisata dan Menambah Nilai Jual Bahan Pokok, BPODT, Nuffic Neso, Kingdom Of Netherlands, CELTH, dan IT Del lakukan pelatihan!

DELFMRADIO.co.id– Pelatihan mengenai kepariwisataan diadakan pada hari Senin, 31 Oktober sampai Jumat, 4 Nopember 2022 di gedung Balai Latihan Kerja, kawasan asrama Del, Laguboti, Sumatera Utara. Pelatihan ini mengambil tema “Adding Value Through Tourism and Hospitality in Priority Food, Systems in Lake Toba”. Para peserta merupakan pelaku bisnis dan petani dari Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Pakpak, dan Tapanuli Utara, yg dilatih oleh pelatih dan peneliti dari Belanda. Pelatihan ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi agribisnis dan pariwisata di Toba Samosir, Sumatera utara, terutama di sektor agribisnis.

Hari pertama dimulai dengan perkenalan dan pemetaan potensi agribisnis di Danau Toba. Hal ini dilakukan dengan memetakan potensi pangan di Danau Toba, dimulai dengan makanan pokok seperti kentang, jagung, dan bawang merah. Dilanjutkan dengan mencari tantangan dan kesempatan yg ada di daerah Toba, dan menyusun perencanaan agribisnis, baik skala domestik, maupun skala internasional. Hari kedua, dilakukan perencanaan perubahan nilai pada potensi agribisnis kentang, jagung, dan bawang merah, agar tidak hanya dipandang sebagai makanan pokok dengan potensi bisnis dalam negri, tapi juga dapat dipasarkan secara potensial, menjadi produk turunan yg berbeda dan unik dalam bidang pariwisata.

Baca juga:

Labersa Toba Fantasi Adakan Kontes Nyanyi Anak, Manoa Timothy Hutapea Jadi Juaranya!

Hari ketiga, para peserta dan pelatih menyusun perencanaan agribisnis yg layak dan cakap dikembangkan di danau Toba. Kemudian di hari keempat, para peserta dilatih kemampuan kewirausahaan dan pemasarannya, dan hari terakhir peserta dilatih mengelola sampah hasil bisnis tadi, sehingga menciptakan siklus bisnis yg baik, mulai dari penanaman bibit, sampai pengelolaan limbah hasil usaha.

“Disini, saya belajar ttg pengembangan bisnis dan pariwisata di Danau Toba. Mengidentifikasi apa permasalahannya, kita tawarkan apa solusinya, dan pengembangannya. Saya belajar mengenai BMC, Bussiness Modal Canvas, dan itu ttg bisnis kita biar lebih up, dan gimana para turis itu menerima pasar dan produk kita di pasaran, mendapat benefit dan profit yg lebih up lagi”, ucap Agunarto Syarifuddin Manik, Pengembang agro-ekowisata dikecamatan Sidamanik dan pelopor pemuda pelopor tingkat nasional di bidang sumber daya alam lingkungan pariwisata. “Sebenernya, produk kita ini udah bermanfaat, tapi kita harus tetap fokus di beberapa produk kita, biar benefit kita lebih mantap dalam pengembangan usaha.”, tambahnya.

Julina Marta Hutapea, pemandu wisata di kabupaten Toba juga mendapatkan pelajaran baru dalam pelatihan ini. Ia mengatakan, “Produk pertanian, tidak hanya menjadi sebuah produk yg bisa dijual langsung, tapi bagaimana produk ini bisa memiliki turunan-turunan. Seperti kami petani padi, bagaimana padi ini bisa menjadi produk Tipa-tipa, bagaimana membuat merk yg bagus, bagaimana menjual dan memperkenalkannya kepada wisatawan yg datang ke Toba.”

“Saya lebih percaya diri untuk menerapkan agrowisata, khususnya ttg pertanian di desa ompuraja Hutapea Timur. Kalau tadinya saya berpikir bahwa wisata pantai dan gunung yang lebih dominan, ternyata enggak. Wisata ttg lahan persawahan dan apa apa saja yg tumbuh disana, saya rasa sangat menarik”, tambahnya.

Leave a Comment.