Aksi Tukar Sembako Pakai Sampah di Toba Tuai Pujian, Warga: Jadi Bernilai!
DELFMRADIO.co.id – Wiwi merupakan seorang warga asal Lumban Bul-Bul, Balige, Kabupaten Toba yang tercatat sebagai nasabah bank sampah di Toba. Ia sudah mendaftar menjadi nasabah semenjak tahun 2020 atau menginjak tahun ketiga di tahun 2023 ini.
Pada acara Pesta Rakyat Tarhilala yang diinisiasi oleh Bank Sampah Tarhilala (Rabu, 11/1/2023), Wiwi mengaku senang bisa ikut berpartisipasi. Dari pengakuannya, Wiwi mengaku sudah lama punya cita-cita ambil peran dalam mengurangi sampah plastik di daerah pariwisata Toba, utamanya di lokasinya tinggal yaitu Lumban Bul-Bul.
“Sebenarnya dari dulu cita-cita saya ingin mengurangi sampah plastik di daerah pariwisata utamanya seperti Lumban Bul-Bul. Jadi motivasi saya ingin mengurangi sampah plastik yang akhir-akhir ini di Danau Toba semakin banyak.
BACA JUGA
Jangan Buang Sembarangan, Sampahmu Bisa Dipakai Beli Sembako Loh!
Wiwi bercerita , aksi Tukar Sembako Pakai Sampah di Toba ternyata mampu memotivasi masyarakat untuk melihat bahwah sampah yang tidak bernilai itu ternyata bisa diolah jadi bernilai.
“Bazar bank sampah ini bisa memotivasi masyarakat untuk melihat bahwa sampah yang tak bernilai bisa diolah jadi bernilai. Seperti ini (di acara Pesta Rakyat Tarhilala), dari kita mengumpulkan sampah yang tidak berguna, ya, kita bisa beli kebutuhan sembako,” terangnya.
Warga Toba ini mengaku sudah mulai risau dengann persoalan sampah utamanya plastik di Kabupaten Toba. Kata dia, sampah plastik itu bukan hanya mengotori Danau Toba yang menjadi akses pencarian warga, namun juga sudah masuk ke selokan yang sering berakibat banjir.
“Di Toba ini, meski daerahnya kecil sekarang udah sering banjir. Ternyata di selokan banyak sampah sampah plastik,” sebutnya.
Sebagai informasi aksi Tukar Sembako Pakai Sampah di acara Pesta Rakyat Tarhilala ini mendapat antusias dari warga. Mereka datang membawa tumpukan sampah yang sudah dipilah-pilah sebelumnya untuk dapat ditukarkan.
Wiwi, salah seorang warga Toba yang masih muda ini, membawa sampah sekitar 50 kilogram. Menurutnya, sampah itu dikumpulkan dari pelaku-pelaku usaha wisata sekitar Lumban Bul-Bul.
“Tiap minggu kita bisa kumpulkan 50 kilo (belum dipilah). Tapi sekarang kami belajar untuk memotivasi pelaku-pelaku usaha juga untuk memilah-milah sampah,”tambahnya.
Wiwi mengklaim bahwa aksi pungut sampah sudah menjadi sebuah tabiat di kalangan warga di desa tempatnya tinggal. Mengingat, warga di sana sudah mulai paham bahwa sampah punya nilai ekonomi sirkular.
“Kita sebut nilai ekonomi sirkular. Artinya, Sampah yang nggak berguna itu bisa menghasilkan uang, apabila dikumpulin di bank sampah yang pasti akan berguna,” terangnya.
70 Unit Bank Sampah Unit di Toba
Bank Sampah Tarhilala adalah salah satu bank sampah di Toba yang diresmikan pada tahun 2022. Menurut Direktur Bank Sampah Bersinar Fei Febri, hingga kini sudah ada 70 Bank Sampah Unit (BSU) di Kabupaten Toba.
“Jumlah BSU-nya ada sekitar 70 unit mengcover kurang lebih 2000 keluarga di Toba,” sebut Fei.
Fei menuturkan pihak terus konsisten melakukan edukasi-edukasi untuk menjadikan kebersihan itu menjadi sebuah gaya hidup. Entah itu melalui kegiatan-kegiatan langsung yang melibatkan masyarakat hingga memanfaatkan media sosial.
BACA JUGA
Enak-Enak, Ini 6 Singel dengan Lirik “Januari”
Salah satu contohnya adalah kegiatan Pesta Tarhilala yang diadakan di D.I.Panjaitan, Balige pada Rabu, 11 Januari 2023 tersebut. Kata Fei, kurun waktu setahun, kegiatan serupa sudah dilakukan empat kali di Toba.
“Kegiatan ini sudah dilakukan empat kali di Laguboti, Porsea, di Bank Sampah Tarhilala dan sekarang pesta rakyat di Balige,” terangnya.
Menurut Fei, kegiatan itu berbuah manis, setidaknya sampah yang dahulu berserakan kini sudah dikumpulkan oleh warga. Dengan begitu, kata Fei, terjadi pengurangan sampah dari sumber.
“Bagaimana efeknya? Tentu masyarakat yang selama ini tahu sampahnya berserakan sekarang terkumpul. Jadi efeknya adalah pengurangan sampah dari sumber,” tutupnya. (RMN)