Program Food Estate di Sumatera Utara Gagal. Petani : Siapa Yang Bilang Gagal?

DELFMRADIO.co.id – Banyak pihak yang menilai program Food Estate hortikultura yang bertempat di Humbang Hasundutan itu adalah program yang gagal. Mengutip dari CNBC Indonesia(16/1), DPR menganggap program food estate kurang memberikan hasil yang besar bagi kemajuan sektor pertanian Indonesia dan pemenuhan kebutuhan pangan nasional.

Penilaian yang berbeda diberikan oleh Ketua Kelompok Ria Kerja Desa Ria Ria, Amintas Lumban Gaol. Ia membantah kegagalan program tersebut. Ia justru merasa program tersebut memberikan dampak yang baik bagi petani-petani setempat.

“Siapa yang bilang gagal? Tanyalah langsung ke kami kalau mau tahu sebenar-benarnya. Saya sendiri pelaku sejarah Food Estate sejak persiapan di buka sampai sekarang. Saya rasakan sendiri manfaat program ini,” tegas Lmban Gaol dikutip dari Antara (31/1).

BACA JUGA

Ada F1 Power Boat, KMP Pora-Pora Tidak Beroperasi Lagi?

Lumban Gaol mengaku, bahwa pembukaan lahan yang luas membuat petani mempunyai modal untuk memulai usaha pertanian mereka. Menurut Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto, Program lumbung pangan di Humbang Hasundutan dimulai dengan pembukaan lahan seluas 215 Hektar. Lahan tersebut kemudian ditanami oleh komoditas pangan yang menghasilkan , yaitu bawang dan kentang.

“Sarana lain yang diberikan pemerintah secara cuma-cuma. Hasil produksinya semakin hari semakin bagus. Asalkan petani ulet dan rajin mengolah lahan,” tambahnya.

Ia juga mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Pertanian atas program Lumbung Pangan tersebut. Ia mengatakan bahwa Kementerian Pertanian senantiasa memberikan pendampingan, mulai dari proses perbaikan sifat fisik kimia tanah, sampai pemantapan prasarana irigasi dan jalan.

“Mereka mendampingi secara intensif (hingga panen). Saya sendiri saksinya,” tambahnya

BACA JUGA

Jangan Takut Mati Lampu! PLN Siaga 1 Jelang F1 Power Boat

Salah satu petani dan tokoh adat, Haposan Siregar merasa heran atas penilaian gagal yang disematkan banyak pihak untuk program lumbung pangan ini. Ia justru merasa bahwa program tersebut harus terus berlanjut.

“Coba tengok sendiri ke lahanku. Apanya yang gagal? Sejak awal tanam sampai saat ini, ada hasilnya. Bawang putih tumbuh sangat bagus di sini,” katanya

Tercatat pada musim tanam pertama yang dipanen di awal 2021, produktivitas bawang merah rata-rata 5,7 ton/ha, bawang putih 2,7 ton/ha, dan kentang industri 10,2 ton/ha. Hasil tersebut mengalami peningkatan di musim tanam selanjutnya. Peningkatan tersebut dirasakan merata, baik oleh petani mandiri, maupun yang bermitra dengan off taker.

“Sebagai contoh untuk kentang kemitraan dengan PT Indofood bisa menghasilkan lebih dari 20 ton per hektare, bawang putih kemitraan dengan PT Parna Raya bisa mencapai 6,5 ton per hektare dan bawang merah hasil petani mandiri sudah mencapai 7,5 ton per hektare,” ungkapnya.

Leave a Comment.