Peduli Seni Toba, Pertiwi Negeriku Kembali Gelar Live Painting
DELFMRADIO.CO.ID
Pertiwi Negeriku kembali menggelar Live Painting & Seni Grafis Cetak Tinggi di Toba Art/Pizza Andaliman dalam hari terakhir rangkaian acara, Minggu (15/12/2024). Salah seorang seniman, Ni Ketut Ayu Sri Wardani mengaku sangat senang dan puas dengan antusiasme dari para peserta live painting.
“Ini seneng banget ngelihat mereka semangat. Itu kayak membuat hati itu puas, ngelihat mereka tuh ga berhenti berkarya. Disuruh berhenti untuk istirahatpun enggak mau. ” Ucap Ni Ketut Ayu yang sering disapa Mbok Ayu itu.
Sebanyak 24 peserta anak-anak dari berbagai tingkat pendidikan mengikuti event Live Painting tersebut. Meski tidak memiliki pendidikan seni sebelumnya, Mbok Ayu mengaku bahwa semangat semua peserta memberikannya gairah untuk terus mengajar tentang Seni di sekitar Danau Toba..
“Semangat itulah yang membuat saya bergairah gitu untuk Toba ini. Seperti ada harapan untuk Toba ini bisa menjadi penghasil seni rupa yang tidak kalah dengan daerah-daerah lain. Karena, semua berbakat. Yang datang ini semua berbakat.” Ungkap Mbok Ayu
Selain anak-anak, ada juga orang tua yang mengikuti sesi Seni Grafis Cetak Tinggi. Seni ini menggunakan cukil kayu yang tajam, sehingga peserta yang mengikuti kegiatan ini dipastikan minimal berjenjang pendidikan SMA/K.
Semua lukisan yang telah dihasilkan anak-anak dalam live painting selama 3 hari ini selanjutnya akan dipamerkan di Toba Art/Pizza Andaliman sampai pada bulan Januari mendatang.
“Baik yang di Damar Toba, yang di Dapdap, maupun yang disini, kita mau pajang dulu. Mungkin ada teman-teman, atau Diaspora yang sedang pulang kampung, bisa melihatlah ada karya-karya anak Toba, mungkin akan ada yang jadi calon seniman, kita enggak tahu.” Jelas Mbok Ayu.
Dalam rangkaian acara Pertiwi Negeriku tahun ini, Mbok Ayu dan teman-teman juga memperkenalkan platform digital bernama Artchipelago. Artchipelago adalah platform transaksi jual beli yang khusus untuk karya seni secara daring, yang digunakan para seniman Indonesia sebagai fasilitas untuk menjangkau pasar Indonesia maupun manca negara.
“Dengan mengangkat Budaya Batak, Budaya Toba, dan Alam Toba, masuk ke Artchipelago, diaspora yang ada di Amerika, Jerman, atau Inggris bisa mengenang tentang kampung halaman mereka, bahkan membeli karya-karya itu. Sehingga seniman-seniman disinipun jadi semangat berkarya, karena ada yang menyalurkan. ” kata Mbok ayu.
Dengan segala fasilitas tersebut, Mbok Ayu berharap bahwa seni rupa di Toba dapat berkembang dengan baik, juga didukung oleh komunitas dan infrastruktur yang baik. Ia juga berharap bahwa semangatnya untuk memajukan Danau Toba lewat seni dapat menumbuhkan bibit-bibit baru untuk seni didaerah sekitar Danau Toba.
(SAM)