Parhalaan, Sistem Penanggalan di Suku Batak
- Definisi
Bukan hanya Suku Maya yang memiliki sistem penanggalan, Suku Batak ternyata juga memiliki naskah kuno yang memuat sistem penanggalan atau kalender sendiri yang disebut dengan parhalaan. Bedanya, parhalaan bukan berbentuk angka, tapi berupa nama yang diberikan berdasarkan peredaran bulan dan memiliki makna tersendiri. Parhalaan inilah yang dulunya digunakan sebagai acuan untuk mencari hari baik dalam manjalankan aktivitas.
- Nama Hari Di Parhalaan
Ada 30 nama hari dalam parhalaan, yakni: Artia, Suma, Anggara, Muda, Boraspati, Sikkora, Samisara, Artia Ni Aek, Suma Ni Anggara, Anggara Sampulu, Muda Ni Mangadop, Boraspati Langkop, Sikkora Lambok, Samisara Purnama, Tula, Suma Ni Holom, Anggara Ni Holom, Muda Ni Holom, Boraspati Ni Holom, Sikkora Mora Turun, Samisara Mora Turun, Artia Ni Anggara, Suma Ni Mate, Anggara Ni Begu, Muda Ni Mate, Boraspati Na Gok, Sikkora Hundul, Samisara Bulan Mate, Hurung dan Ringkar.
- Nama Bulan Di Parhalaan
Selain hari, parhalaan terdiri dari 12 bulan, yaitu: Sada (Januari), Sipaha Dua (Februari), Sipaha Tolu (Maret) , Sipaha Opat (April), Sipaha Lima (Mei), Sipaha Onom (Juni), Sipaha Pitu (Juli), Sipaha Ualu (Agustus), Sipaha Sia (September), dan Sipaha Sampulu (Oktober). Sedangkan bulan ke-11 (November) disebut dengan Bulan Li, bulan ke-12 (Desember) disebut dengan Hurung. (RMN)
Comments.
Jansen Sitorus
Mau diakusi, tidak setiap tahun demikian posisi bulan batak dengan kalender masehi. Ada yang 12 bulan ada yg 13 bulan setabun (bulan Lamadu). 3 tahun 12 bulan tahun keempat 13 bulan, agar selalu kembali dengan awal periode. Pada tahun 2017 (27 Feb) adalah hari pertama atau atau Artia Sipaha sada). Pertanyaan adalah kapan tahun yang terdiri dari 13 bulan tsb? Apakah tahun 2017 atau tahn berapa? Terimakasih.
Richard Fernando Siburian
Buat amang Sitorus,
Ada info yg sy dapat dari Arsip Bakkara (Arsip Pustaha pada kerajaan Sisingamangaraja)
Ya betul karena setiap tahun hanya ada 360 hari (30×12) maka setiap 3 tahun sekali akan muncul bulan tambahan yaitu Bulan Lamadu (disebut juga Bulan Nabadia) yg hanya berisi 11 hari.
(ini sama halnya dgn tahun Kabisat yg muncul setiap 4 tahun sekali, 29Feb)
Mungkin menurut perhitungan mereka jatuhnya tahun baru Batak Artia Sipaha Sada jatuh pada 27 Feb 2017.
Bulan Li di arsip Pustaha Bakkara ditulis Hala (Bulan Kalajengking) bulan inilah yg menjadi penamaan Parhalaan.
Untuk admin,
Sekarang yg memakai kalender ini (Parhalaan) hanya Parmalim.
Batak Toba (Batak Utara) yg sudah jadi Kristen mulai 1860an tidak memakai kalender ini lagi semenjak meninggalnya Sisingamangaraja XII thn 1907. Hanya pakai kalender Masehi.
Batak Selatan (Mandailing, Angkola) yg sudah Islam mulai 1830an sudah lebih duluan tidak memakai kalender ini, mereka pakai Kalender Hijriah (dan mungkin Masehi)
HORAS
Mauliate Godang,
Terima kasih kepada admin sdh posting dan respon
Richard Fernando Siburian
Horas Amang J. Sitorus
Au naeng marsiajar parhalaan Batak, adong do na boi referensi amang?
Komen muna 27 Feb 2017 ima Artia Sipaha Sada.
Sian dia do diboto hamu amang?
Didia do boi dapoton sonari na manggadis kalender Batak?
(tikki SD di Muara hea do hubereng di sikkola dipatudu guru nami kalender Masehi taon 1999 alai adong parhalaan/penanggalan Batak di baen setiap tanggal masehi i)
Nahuboto amang holan Parmalim nama namamakke Parhalaan on, ido gabe parhalaan di nasida mambaeh ulaon Si paha sada dohot pameleon bolon Sipaha lima.
Au kristen do (HKBP) dang hea nibege parhalaan on di Batak Kristen songoni nang di keluarga ni dainang (Katolik)
Horas
Mauliate Godang
Sekiranya admin bisa membantu jawab, sy sangat berterima kasih
RadioDELFM
Terima kasih atas responnya. Terkait penulisan kita sadur dari berbagai sumber di internet yang mencatat tentang parhalaan. Sebetulnya, pada artikel tidak ada bahasan apakah itu digunakan oleh Parmalim atau beragama Kristen. Tapi hanya memperkenalkan bahwa ada Parhalaan di Suku Batak. Begitu.
Fadly Rahmadi
Adong do buku referensi namambahas on bang?
Kalau ada, boleh kasih tau bang
John B. Situmeang PhD
Saya senang membaca/menemukan Parhalaan di handphone ini: ada nama2 hari dan bulan dalam Bahasa Batak. Saya bangga sebagai orang Batak, yang mempunyai nama2 hari dan bulan dalam bahasa sendiri, pertanda bhw bangso Batak sejak dulu kala, sdh mengenal kalender sendiri, sdh berbudaya tinggi.
Sewaktu kecil, masih anak2,
saya diajarkan oleh amang saya berbahasa Batak, menyanyikan mata angin, namanya Desa na Ualu (Delapan Penjuru Angin): Purba, Anggoni, Dangsina Nariti, dan seterusnya. Saking bangganya saya Budaya Batak, nama2 anak saya kusebut juga dengan mengambil kata2 kalender Batak itu: Aditya (Artia), Anggara, Nariti. Sayang sekali saya tidak tau membaca Aksara Batak. Jadi, Saya mengajak, menghimbau, menyerukan: Mari kita turunan Bangso Batak, terlepas dari profesidan pendidikan Anda, atau memeluk agama Kristen, Islam, Parmalim, dan sebagainya, mari mencintai nama2 bahasa, kalender dan aksara Batak, supaya warga nasional, internasional, dan global, menghargai kita lebih tinggi dari sekarang. Horas.