Melihat Kepribadian Dari Tulisan Tangan

DELFMRADIO.CO.ID

Dari tulisan tangan seseorang itu sebenarnya sangat bisa untuk mengenal kepribadian yang bersangkutan. Ilmu untuk bisa memahami kepribadian dari tulisan tangan namanya adalah Handwriting Analysis atau Graphology.

“Seperti namanya analis tulisan tangan, jadi sehari-hari pekerjaan kita itu membantu orang untuk memahami kepribadiannya dari tulisan tangan. Kita bisa bantu misalnya anak-anak sma mau kuliah, apa yang kita baca dari kepribadiannya? Oh, kamu cocok nih masuk jurusan tipe begini.” terang Samuel Oxy, S.Psi.,C.Ha, Handwriting Analysis, melalui podcast delfmradio.

Oxy, begitu panggilan akrapnya, menjelaskan bahwa handwriting analysis pertama kali digunakan oleh orang Perancis bernama Michon pada tahun 1875. Graphology berasal dari bahasa Yunani, yaitu grapho yang berarti saya menulis dan logos yang berarti ilmu.

“Analis itu awal mulanya dari Eropa, hanya dari Prancis. Masuk ke Indonesia pertama kali sekitar tahun 2000. Jadi wajar tahun 2000 memang belum banyak orang tahu. Cuma semakin kesini semakin ada sosial media orang jadi semakin ngerti.” sebutnya.

Tujuan dari Grafology adalah membaca karakter dan kepribadian seseorang melalui tulisan tangan dan tanda tangannya. Sebutnya, adaapun kepribadian tersebut berkaitan dengan kekuatan diri, kelemahan, dan kelebihannya.

Tulisan tangan, lanjut dia, muncul dari alam bawah sadar, maka ia memberikan informasi yang sangat berharga untuk menginterpretasikan karakter seseorang. Seseorang menulis dengan tangan, ada koneksi ke otak, sehingga apa yang ia tulis, akan diingat dengan lebih baik oleh otak ketimbang mengetik menggunakan komputer atau alat digital lainnya. Itulah sebabnya para Psikolog dan Psikiatri di Jerman mengatakan bahwa tulisan tangan sebenarnya adalah tulisan otak.

Terkait praktik kerja Handwriting Analysis, Oxy memberikan contoh kecil yaitu dengan cara melihat besar atau kecilnya tulisan. Jelasnya, seseorang yang memiliki ukuran tulisan besar biasanya memiliki kepribadian ekstrovert, sebaliknya jika ukuran tulisan kecil cenderung introvert.

“Emang enggak selalu ya, pasti gede ekstrovert kecil introvert, itu baru tanda utama yang kelihatan. Nah sebenarnya masih ada ratusan tanda lainnya, masih banyak.” tukasnya.

Bukan Mengukur Kecerdasan

Pada dasarnya grafologi merupakan alat tes untuk mengukur atau melihat kepribadian, bukan mengukur kecerdasan atau inteligensi. Begitu Oxy menjelaskan pertanyaan terkait tulisan dokter yang kerap kali berantakan apakah itu menunjukkan kecerdasannya atau tidak.

“Kecerdasan intelegensi, ada sendiri alat alat tesnya dan itu biasa yang mengoperasikan alat tes itu para psikolog gitu. Jadi tulisan itu hanya untuk menggambarkan kepribadian, bukan kecerdasan.” sambungnya.

“Menariknya nih ya, itu biasanya mereka kalau secepat menuliskan resep, tapi sekarang kalau di Kementerian cerita, itu sudah mulai wajib untuk menulis dengan yang terbaca gitu. Karena memudahkan untuk teman-teman farmasi, teman-teman apotek memahami resep.” pungkasnya pula.

Baca Juga | Harga Tiket Pesawat Domestik Akan Turun, Sandiaga Uno: Hingga 10 Persen Pada Oktober 2024

Sambung Oxy, tulisan tangan tiap-tiap orang itu berbeda-beda sekalipun kembar. Kalaupun ada seseorang ingin meniru tulisan, kata Oxy, mungkin saja hal itu terjadi tapi akan sangat sulit dan terkesan tidak natural.

(RMN)

Leave a Comment.