Manfaatkan Eceng Gondok Jadi Pupuk, Kemenko Marves Dukung Kerjasama PT Mayora Indah dan IT Del

Disisi lain, Johan Muliawan, Direktur PT. Mayora Indah, Tbk mengatakan, sebagai perusahaan nasional yang berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif dimanapun berada, Mayora melihat bahwa pemanfaatan eceng gondok menjadi pupuk organik dapat memberikan dua dampak positif.

Diantaranya, mengurangi populasi eceng gondok. Lalu, menjadikan eceng gondok sebagai bahan baku pembuatan kompos melalui proses dekomposisi, dilakukan oleh mikroorganisme terhadap buangan organik.

“Bekerja sama dengan IT Del, kami akan membangun pabrik yang akan mengubah eceng gondok. Kami juga berharap ini akan menjadi pilot yang keberhasilannya bisa diduplikasi di wilayah perairan lain,” jelasnya.

Baca juga: IT DEL Bekali Mahasiswa Tentang Baterai, Siap Masuki Era Mobil Listrik di Indonesia!

Fasilitas pengolahan pupuk akan dibangun di dalam Kampus Institut Teknologi Del dengan luas lahan sekitar 1.000 m². Meliputi area pengolahan, penampungan, serta area transportasi.

“Pembangunan pabrik akan dibagi dalam dua tahap, yaitu pabrik pengolahan eceng gondok menjadi pupuk padat dan pabrik pengolahan eceng gondok menjadi pupuk cair. Semua proses produksi ini akan dilakukan di area dan di bawah pengawasan IT Del,” jelas Johan lagi.

Proses pengolahan

Proses pengolahan ini akan dimulai dengan pengambilan eceng gondok yang dilakukan via kapal harvester milik Balai Wilayah Sungai Sumatera II. Selanjutnya, eceng gondok akan dikumpulkan di tempat penampungan sementara dan akan dibawa ke tempat pengolahan.

Pengolahan eceng gondok menjadi pupuk padat menggunakan 40 komposter menara dengan volume olah 500 kg/ komposter dengan lama waktu pengomposan 20 hari. Sedangkan pengolahan pupuk cair menggunakan alat dari pengembangan prototipe digester pengolahan pupuk cair yang sebelumnya digunakan sebagai alat penelitian di IT Del.

Baca juga: Lolos Beasiswa IIVOSMA, 3 Mahasiswa IT Del Akan Belajar Industri di Luar Negeri Selama 6 Bulan

Adapun peralatan tersebut terdiri dari tangki umpan berkapasitas 2 ton, 2 bioreaktor berkapasitas 2 ton, pemekat graviti, tangki pencampur berkapasitas 500 kg dan tangki penyimpanan berkapasitas 2 ton.

Menambahkan itu, Rektor IT Del Dr. Arnaldo Marulitua Sinaga, ST., M.InfoTech mengatakan kebutuhan eceng gondok untuk diolah menjadi pupuk padat dan pupuk cair yaitu 1,1 ton/hari. Untuk menghasilkan pupuk padat sebanyak 1 ton/ hari serta pupuk cair sekitar 20-25 liter per harinya

Ia pun berharap proyek tersebut bisa menjadi solusi permasalahan perairan Danau Toba dan sekaligus mengatasi kekurangan kebutuhan pupuk para petani. (RMN)

Leave a Comment.