LPDP-BRIN Sosialisasikan Program Beasiswa Talenta ke IT Del: Kuliah Gratis Hingga S3!
DELFMRADIO.CO.ID
Sivitas akademika Institut Teknologi (IT) Del mengikuti kegiatan sosialisasi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Jumat (21/10/2024), bertempat di Auditorium IT Del. Sosialisasi itu berisi tentang informasi mengenai Program Manajemen Talenta dan Beasiswa Doktor Talenta Riset dan Inovasi Nasional.
Dalam kesempatan itu, Aditya Heriyanto selaku narasumber dari staff BRIN unit Manajemen Talenta mengatakan kondisi Indonesia saat ini masih kekurangan expertise di bidang-bidang tertentu. Itu mengapa, kata Adit, BRIN-LPDP memfokuskan program beasiswa Talenta itu hanya untuk empat peminatan saja.
Keempat bidang tersebut meliputi Pemanfaatan Biodiversitas Laut juga Kemaritiman dan Laut Dalam. Ada pula bidang Nuklir dan Teknologi Radiasi, serta Teknologi Satelit dan Avionik.
“Kondisi expertise-nya masih sangat sedikit. Makanya, lewat program ini, kita fasilitasi pendanaannya (biaya kuliah dan biaya hidup) agar Indonesia tidak tertinggal dengan negara-negara lain,” ujarnya.
Baca Juga | Samosir Akan Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Aquabike Jetski, 16-17 November 2024
Ia menjelaskan penerima beasiswa nantinya akan langsung menyelesaikan studinya sampai ke jenjang doktor. “Dan itu kan umumnya, untuk jurusan-jurusan ini hanya ada di kampus-kampus luar negeri. Masuk kuliah, bisa langsung lulus S3 dari luar negeri tanpa biaya. Jadi sangat bergengsi dan harusnya banyak periset yang berminat mengikuti program ini,” kata Adit optimis.
Ia menyebut proses seleksi program ini serupa dengan proses seleksi beasiswa LPDP pada umumnya. Di mana peserta harus terlebih dahulu lulus di kampus tertentu dengan syarat peminatan yang LPDP-BRIN minta.
Barulah setelah itu, jelasnya, peserta bisa mengikuti seleksi untuk permohonan pembiayaan kuliah ke LPDP. Lebih lanjut terkait syarat dan ketentuannya, Adit mengarahkan peserta melihat rinciannya pada situs resmi LPDP.
“Syarat dan ketentuannya sama saja dengan prosedur LPDP lainnya. Paling memang, program Talenta itu kita fokus ke peminatannya saja,” kata Adit mengakhiri.
Penelitian di Indonesia
Sementara itu, Dany Setyawan selaku periset di Pusat Rekayasa Genetika BRIN, mengatakan bahwa saat ini Indonesia sedang memfokuskan diri untuk melakukan penelitian genomik terhadap tanaman endemik asal Indonesia. Salah satu penelitian yang menelan biaya banyak yang tengah dikerjakan oleh BRIN adalah penelitian genomik terhadap pisang liar.
“Tentunya banyak sekali pengembangan genomik. Tapi pendanaanya yang jelas keliatan besar adalah genom pisang liar Indonesia, karena memang pisang itu asalnya dari Indonesia. Nenek moyang pisang yang banyak diperjualbelikan dunia itu asalnya semua dari Indonesia. Makanya ada ketertarikan luar negeri agar kita bisa berbagi keragaman genetika itu untuk menyelamatkan dan melestarikan komoditas pisang.” jelasnya.
Penelitian ini perlu, kata Dany mengingat banyak masyarakat dunia yang menjadikan pisang sebagai konsumsi utama. Jadi agar tidak punah, kolaborasi penelitian seperti ini penting sebagai bentuk kontribusi Indonesia kepada dunia.
Selain pisang, hasil penelitian BRIN yang saat ini sudah menerima hak paten salah satunya adalah Bawang Putih. Meski pada faktanya, jelas dia, kebanyakan komoditas bawang putih di Indonesia merupakan hasil impor.
“Kebanyakan bawang putih yang ada di Indonesia itu terindikasi adalah hasil impor. Jadi kalau kita tanam kembali kadang tidak bisa tumbuh, tetapi ada juga yang mampu bertumbuh dengan baik. Tapi kita upayakan untuk mengidentifikasi DNA-nya agar nantinya kita bisa klasifikasikan jenisnya, sehingga bisa kita pilah-pilih DNA mana yang cocok ada di Indonesia.” paparnya.
Penelitian-penelitian itu, pungkas Adit, tujuannya tak lain adalah untuk mensejahterahkan kehidupan para petani karena produksinya makin mudah dan harga jual tinggi. Kira-kira begitulah peran penting penelitian itu bagi kehidupan masyarakat.
Terkait itu, ia tak sungkan mengajak masyarakat khususnya anak-anak muda mau terlibat menjadi tenaga penelit serta memanfaatkan program seperti Talenta ini.
“Ini bidang yang kita anggap perlu untuk kita kejar. Karena akan sangat percuma kalau alatnya ada tapi kalau SDM-nya nggak ada gimana? Makanya seharusnya masyarakat juga perlu bertanggung jawab untuk ambil bagian melestarikan komoditas-komoditas yang ada di sekitar kita.” tutupnya.
(RMN)