Kerja Sama AS-Indonesia: Rancang Pembelajaran Bahasa Inggris
DELFMRADIO.CO.ID
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyambut kunjungan Duta Besar Amerika Serikat (AS), Yang Mulia Kamala Shirin Lakhdhir, di kantor Kemendikbudristek. Kunjungan ini menjadi salah satu agenda awal Dubes Kamala setelah memulai penugasannya di Indonesia pada awal Agustus 2024.
Adapun pertemuan tersebut membahas berbagai topik penting, terutama mengenai penguatan kerja sama kedua negara dalam bidang pendidikan, pengajaran bahasa, dan budaya. Menteri Nadiem mengapresiasi dukungan Pemerintah Amerika Serikat dalam menyukseskan inisiatif Merdeka Belajar yang telah diluncurkan oleh Kemendikbudristek.
“Kami sangat menghargai dukungan Pemerintah Amerika Serikat dalam berbagai program Merdeka Belajar. Saat ini, semakin banyak pelajar Indonesia yang mendapatkan kesempatan belajar di universitas-universitas ternama di Amerika Serikat,” ujar Nadiem mengutip InfoPublik, Senin (2/9/2024).
Baca Juga: Daftar Juara Pesparawi Ke-V Sumut, Medan Juara Umum
Seiring dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Amerika Serikat, Dubes Kamala menekankan pentingnya eksplorasi kesempatan kerja sama yang lebih luas, terutama bidang pendidikan.
“Kami ingin memahami lebih dalam tentang kontribusi AS untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kami juga berharap dapat memperkuat kerja sama di bidang-bidang strategis lainnya,” kata Dubes Kamala.
Salah satu kendala utama yang kerap menerpa pelajar Indonesia, menurut Nadiem, adalah hambatan bahasa. Oleh sebab itu, Ia mengajak Pemerintah AS turut serta dalam meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia.
“Bahasa adalah kunci bagi pelajar Indonesia untuk mengakses pendidikan global berkualitas. Kami berharap Pemerintah Amerika Serikat dapat mendukung upaya peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah Indonesia,” tambah Nadiem.
Jalin Kolaborasi
Kolaborasi dalam pengajaran bahasa Inggris sebenarnya sudah mulai terjalin melalui program Peace Corps (PC) dan Fulbright English Teaching Assistant (ETA). Meski program ini sempat terhenti akibat pandemi, saat ini mulai kembali berjalan dengan 8 relawan PC dan 10 relawan ETA guna mendampingi guru bahasa Inggris di berbagai sekolah di Indonesia.
Lanjutnya, program Indonesian International Students Mobility Awards (IISMA) yang bermula sejak 2021, dapat menjadi kerangka penguatan kerja sama yang potensial. Program ini memberikan peluang bagi pelajar Indonesia untuk mendapatkan pengalaman pembelajaran transformatif yang lebih singkat dan biayanya lebih terjangkau.
“Minat terhadap program IISMA terus meningkat setiap tahunnya. Program ini telah menjadi salah satu program Kampus Merdeka yang paling banyak peminat, berkat fleksibilitas dan kesempatan belajar yang tersedia,” terang Nadiem.
Dubes Kamala menambahkan bahwa semakin banyak perguruan tinggi Amerika Serikat yang tertarik untuk bekerja sama dengan Indonesia. Tidak hanya universitas dengan ranking tinggi, melainkan perguruan tinggi lain yang memiliki keunggulan bidang keilmuan tertentu.
Selain kerja sama bidang bahasa dan pendidikan tinggi, pertemuan tersebut juga membahas kerja sama bidang kebudayaan. Nadiem menyampaikan, terdapat perkembangan positif dalam kerja sama antara Kemendikbudristek, Museum Cagar Budaya (MCB), dan Smithsonian National Museum of Asian Art (NMAA).
“Kami mengapresiasi perkembangan kerja sama antara Kemendikbudristek dan NMAA, terutama dalam pertukaran staf, pameran, dan riset sejarah. Harapannya kerja sama ini dapat mendorong kemajuan museum-museum di Indonesia,” ungkap Nadiem.
(RMN)