Fakultas Vokasi IT Del Buat Pameran Teknologi Karya Mahasiswa
Ruang entrance hall (EH) di Institut Teknologi (IT) Del, hari ini disulap menjadi ruang pameran produk bagi mahasiswa. Gagasan untuk pameran itu muncul dari Fakultas Vokasi yang mencakup prodi D4 (Sarjana Terapan) Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak, D3 Teknologi Informasi dan D3 Teknologi Informasi.
Total produk yang tampil dalam pameran ini ada sebanyak 70 produk. Itu juga melibatkan sekitar 450 mahasiswa IT Del.
Baca juga: 17 Juni Memperingati Hari Wafat Sisingamangaraja XII, Ini Sejarah Perjuangannya!
Baca juga: Momen Peluncurun SATRIA-1 ke Langit: Saatnya Akses Internet Merata dari Aceh Hingga Papua
Menurut Riyanthi, Dekan Fakultas Vokasi, produk teknologi tersebut merupakan hasil penggabungan dari berbagai mata kuliah yang mereka pelajari. Mengingat mahasiwa dari Fakultas Vokasi (D3 dan D4) harus lebih banyak praktek dari pada mahasiswa sarjana (S1).
“Mahasiswa Vokasi, waktu praktek memang lebih tinggi dari pada tingkat sarjana. Kalau kita bandingkan dengan anak SMA, mahasiswa Vokasi itulah tingkat SMK-nya,” jelas Riyanthi.
“Jadi setiap kali semester genap, ada satu satu mata kuliah proyek akhir yang harus mereka selesaikan. Anak-anak, semuanya, kita suruh menyelesaikan masalah di tengah-tengah masyarakat berbasis teknologi,” sambungnya.
Tentunya, produk teknologi itu menyesuaikan dengan tingkatan studi mahasiswa tersebut. Mereka menamainya proyek akhir 1 (untuk tingkat 1), proyek akhir 2 (untuk tingkat 2) dan proyek akhir 3 (untuk mahasiswa D4).
Jelas Riyanthi, sebelum pameran, mahasiwa sudah lebih dahulu mempresentasikan produk kepada dosen pembimbing. Tanya jawab antara dosen dan mahasiswa juga berlangsung untuk mempertajam masing-masing proyek yang mereka buat.
Produk Teknologi Mahasiswa Berdampak Bagi Masyarakat Termasuk UMKM
Produk teknologi karya mahasiswa tersebut sangat berpotensi baik bagi masyarakat sekitaran Toba, termasuk pelaku UMKM. Riyanthi menyebut beberapa website bahkan sudah ada yang beroperasi di lembaga-lembaga di Toba.
“Bahkan ada website seperti tobatangguh.com yang sudah bekerja sama dengan Badan Penanggulan Bencana, termasuk website untuk UMKM,” tuturnya.
Sebelumnya, kata Riyanthi, produk teknologi mahasiswa juga sudah ada yang diterapkan di kampus IT Del. Seperti halnya scan barcode bagi mahasiswa saat memasuki lokasi kampus, serta pendataan paket masuk dari pos satpam.
“Penerapan scan barcode di pos satpam saat mahasiswa masuk atau keluar kampus, itu adalah produk dari mahasiswa. Ada juga pendataan paket yang datang di pos satpam, semua informasinya bisa lewat aplikasi, itupun karya mahasiswa juga,” katanya.
Owner Sekka Craft, salah satu UMKM suvenir di Toba, juga mengaminkan hal itu. Dengan yakin ia berpendapat bahwa website buatan mahasiswa sifatnya simple dan mantap.
“Mantap kali website buatan adek-adek itu. Artinya benar-benar bisa membaca kebutuhan pelaku UMKM seperti saya,” serunya.
Para mahasiwa, kata dia, sudah bisa membayangkan kebutuhan pelaku UMKM ke depan dari segi teknologi. Saat diskusi dengan mahasiswa, ia sempat memberikan permintaan agar website itu tidak hanya bisa menampilkan produk tapi ada jendela untuk pengembangan kegiatan.
“Jadi saya bilang pengen lewat website, orang-orang tidak hanya melihat produk yang kita jual. Tapi kita juga ingin orang-orang tahu paket-paket yang kita sediakan apakah kita akan buat workshop seperti itu juga,” katanya.
Website karya mahasiswa juga sangat membantu karena memudahkan pembeli untuk melakukan transaksi. Ia mengaku terbantu dan siap belajar agar bisa mengelola website tersebut dengan baik.
(RMN)