Enam Pelajar di Tapsel Bikin Geger, Tendang Seorang Nenek ODGJ

DELFMRADIO.co.id – Bukannya prestasi, enam siswa di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara viral di media sosial setelah melakukan aksi tendangan kepada seorang nenek. Para pelaku terkonfirmasi sebagai siswa dari salah satu SMK di kecamatan Angkola Timur, Tapsel.

Menurut Kapolres Tapsel AKBP Imam Zamroni, peristiwa itu bermula dari niat pelaku untuk memberikan sang nenek sebatang rokok. Namun entah kenapa, seorang dari antara mereka justru menendang sang nenek.

“Motifnya, dari pemeriksaan, berawal dari niat untuk memberikan sebatang rokok kepada nenek yang sudah sekitar 4 bulan tinggal di desa itu, dan suka dikasih rokok. Tapi entah kenapa ada rekan yang lain datang menendang,” jelas Imam lewat wawancaranya di Berita Satu TV (20/11/2022).

BACA JUGA

Jalan Lintas Sumatera Rawan Longsor, Telah Terjadi Tiga Kali!

Lanjut Imam, keenam pelajar itu sementara ini masih berstatus sebagai saksi. Menunggu hasil visum korban dari rumah sakit Padang Sidempuan dirilis.

Meski begitu, terang Imam, status pemeriksaan hingga kini sudah ada ditingkatkan dari penyelidikan menjadi penyidikan. Gelar perkara juga sudah dilakukan dan termasuk dalam kejahatan katergori penganiayaan.

“Betul, kejadian itu terjadi dan termasuk dalam penganiayaan sudah dilakukan gelar perkara status sudah jadi penyidikan.” tambahnya.

Setelah hasil visum keluar, pelaku bisa dijerat dengan sangkaan pasal 351 atau 352 KUHP. Dimana ancamannya adalah pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Ditanya soal kondisi fisik terakhir sang nenek, Imam mengkonfirmasi bahwa nenek tersebut kondisinya sehat dan bisa beraktivitas. Namun, nenek tersebut diketahui memiliki gangguan kejiwaan atau Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ).

“Kondisinya sehat, sarapan pagi di Polres juga lahap tapi kejiwaannya, ketika kami coba ambil keterangan tapi berubah-ubah dan tidak bisa menyebutkan identitas diri,” terangnya.

Pihak kepolisian pun akhirnya mengambil identifikasi korban dari sidik jari dan retina mata. Hasilnya, diketahui kalau korban identitasnya berasal dari Kabupaten Simalungun tepatnya Pematang Siantar.

“Kami sudah menghubungi keluarga melalui Dinas Sosial Tapsel dan kami sudah terhubung dengan kakak kandung korban di Pematang Siantar,” ujarnya.

Menurut Imam, kakak kandung korban membenarkan bahwa kakaknya sebelum meninggalkan rumah sedang melakukan pemeriksaan kejiwaan di Siantar. Namun, sudah tiga tahun belakangan meninggalkan rumah dan baru diketahui berada di Tapsel. (RMN)

Leave a Comment.