Duh, Bahaya Kali Ratusan Penumpang Selfie di Atas Upper Deck KM Dosroha 5

DELFMRADIO.co.id – TOBA

Mengabadikan Danau Toba dengan segala pesonanya memang menarik. Rasanya memori itu tidak boleh tidak ada dalam potret kamera.

Selfie boleh, tapi mengabaikan keselamatan hanya untuk selfie jelas merupakan pelanggaran. Hal itulah yang terjadi pada peristiwa Kapal Motor (KM) Dos Roha di hari Jumat, 2 Juni 2023 lalu.

Sebanyak 120 orang penumpang tercatat menaiki KM Dosroha dari peginapan Samosir Cottage. Angka penumpang masih terbilang wajar, karena menurut sertifikat KM Dosroha muatan maksimalnya adalah 160 orang.

Baca juga: Kapal di Kawasan Danau Toba Tetap Beroperasi Meski Angin Kencang

Baca juga: Bonus Bupati Toba Untuk Atlet Karate Asal Toba: Dapat Rp15 Juta

Menurut Kepala Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan Penyeberangan (KKOPP) Danau Toba Rijaya Simarmata, masalah muncul saat ratusan penumpang itu naik ke upper deck kapal. Menurut dia, penumpang secara tak terkendali naik ke atas dengan alasan ingin selfie-selfie.

“Dari keterangan nahkoda, sekitar 5 menit sebelum tiba di tempat wisata batu gantung, seluruh penumpang naik ke upper deck tanpa terkendali alasan untuk selfie-selfie,” papar Rijaya kepada Del FM melalui WhatsApp pada Senin (5/6/2023).

Adapun rute penumpang tersebut adalah Samosir Cottage- Tomok – Batu Gantung – kembali ke Samosir Cottage. Jadi menurut Rijaya, sekitar 15 menit keadaan dapat terkendali, penumpang kembali ke penginapan dengan selamat.

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa tindakan ratusan penumpang itu membahayakan keselamatan. Pasalnya, kapal bisa saja oleng dan menyebabkan kapal tenggelam. Netizen pun mengecam hal itu, khawatir peristiwa KM Sinar Bangun berulang kembali.

Baca juga: Tanda Diet Sehat, Turun BB 0,5-1 Kilogram Per Minggu

Atas tindakan itu, KM Dosroha mengaku lalai dan meminta maaf atas peristiwa itu. Nahkoda juga membuat surat pernyataan tidak mengulangi perbuatan dan mengawasi penumpang saat berlayar.

Tidak hanya itu, KM Dosroha juga dilarang beroperasi selama tujuh hari lamanya, sejak 3-9 Juni 2023. Kata Rijaya, hal itu adalah keputusan rapat bersama dengan para stakeholder terkait.

“Saat kejadian, kita langsung menghubungi pihak kapal untuk minta jawaban. Kita imbau agar pihak kapal terutama nahkoda tetap patuh kepada organisasi yang menaunginya (OPS),” terang Rijaya.

Rijaya menambahkan, pihaknya akan melakukan antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang. Upayanya adalah memotong akses jalan ke upper deck kerja sama dengan polair dan dishub setempat.

(RMN)

Leave a Comment.