Naiknya Harga Kelapa Bikin Pedagang di Kabupaten Toba Gigit Jari

- Samuel Lubis
- 05 May, 2025
Kenaikan harga kelapa membuat pedagang makanan berbahan santan gigit jari. Pasalnya, kenaikan harga membuat keuntungan pedagang semakin menipis.
Dampak kenaikan harga kelapa dialami
langsung oleh salah satu pedagang Mie Gomak di Porsea, Nurlita.
"Dua hari lalu masih Rp10.000 per biji
(butir), sekarang sudah Rp11.000. Enggak tau apakah akan naik lagi nanti saat
pasar tumpah (onan) di hari Rabu di Porsea." Ungkap Nurlita, Sabtu
(3/5/2025).
Nurlita mengatakan kesulitan akibat
kenaikan harga kelapa bakal jadi masalah baru untuk pelaku usaha kuliner di
Kabupaten Toba. Apalagi berbagai makanan khas Batak seperti Mie Gomak, Hare,
Lappet,, Ayam Napinadar, Saksang, dan lainnya yang menggunakan kelapa sebagai
bahan kunci yang tidak dapat di gantikan.
"Sebagai masyarakat saya bingung mau
ngadu ke siapa. Untuk menanggulangi harga kelapa saya rasa sangat sulit, karena
Kabupaten Toba bisa dikatakan untuk tanaman kelapa tidak cocok," ucapnya.
Selama ini, Nurlita mendapatkan stok kelapa
dari Sibolga dan Nias. Ia mengungkapkan bahwa stok kelapa untuk kebutuhan
daerah juga semakin berkurang akibat meningkatnya ekspor kelapa.
"Entah sampai kapan kondisi harga
kelapa seperti ini. Jika terus berlanjut bisa terpuruk pedagang makanan
berbahan santan kelapa," kata Nurlita.
Sade Siregar, pedagang kelapa lain di pasar
tradisional Porsea juga menuturkan hal yang sama.. Ia mengatakan bahwa
menurunnya pasokan kelapa dari daerah penghasil seperti Sibolga dan Niaslah
yang menyebabkan kenaikan harga kelapa di Toba.
"Harus bagaimana lagi, dari sana harga
kelapa sengaja dinaikkan karena kekurangan stok. Kita dengar harga kelapa
disana dibeli per kilo bukan per biji dengan harga tinggi dan akan diekspor ke
luar negeri," Tutur Sade.
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *